Selasa, Maret 25, 2025

Hindari “Si Manis” Berlebih Agar Terhindar dari Obesitas

Bantentv.com – Pola makan yang salah serta kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara terus-menerus, membuat angka obesitas terutama di kalangan anak muda mengalami kenaikan yang signifikan.

Melansir dari website resmi Kemenkes RI, data dari International Diabetes Federation (IDF) jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.

Berdasarkan hal itu, menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak yakni 19,5 juta penderita di tahun 2021. Jumlah tersebut diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus (DM) merupakan ibu dari segala penyakit. Seperti ibu yang melahirkan banyak anak, diabetes dapat “melahirkan” berbagai penyakit lain.

“Diabetes itu adalah mother of all diseases. Kalau tidak terkontrol, dia bisa terkena penyakit jantung, stroke, ginjal yang akan lebih berat lagi masalahnya, akan lebih berat lagi biayanya,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., kepada Mediakom pada Kamis, 14 Desember lalu.

Eva mengatakan, risiko seseorang terkena diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gaya hidup, riwayat keluarga yang memiliki diabetes, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi gula yang tinggi secara terus-menerus. Tingginya konsumsi gula yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, juga akan menyebabkan terjadinya resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.

Eva juga menambahkan bahwa pertumbuhan gerai makanan cepat saji di Indonesia sangat cepat. Kemudahan untuk memperoleh makanan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti saat ini, juga menjadi pemicu naiknya angka obesitas khususnya di kalangan anak muda.

Seperti diketahui, makanan cepat saji pada umumnya termasuk kategori junk food, yakni makanan yang hanya mengandung sedikit serat, sementara gula, garam, dan kandungan lemaknya tinggi. Untuk itu, Kementerian Kesehatan sedang berupaya agar setiap gerai pangan siap saji nantinya diminta untuk mencantumkan nilai gizi pada setiap porsi hidangan yang ditawarkan, hal ini sebagai upaya mencegah masyarakat mengonsumsi gula garam dan lemak berlebih.

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga