Cilegon, Bantentv.com – Sumur warga dan aliran sungai yang berada di Kampung Sabrang, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, diduga tercemar solar.
Ketua RT 01 Kampung Sabrang, Dodo Hidayat mengatakan, keberadaan gudang pengolahan solar ini sudah enam bulan beroperasi.
Di saat hujan, warga tidak bisa menggunakan air di dalam sumur karena tercampur solar yang meresap melalui tanah dan masuk ke lubang sumur.
“Beberapa bulan inilah kalo hujan gitu airnya nggak bisa digunakan karena kecampur sama solar dari tempat gudang itu,” ujar Dodo.
Baca juga : Tujuh Tahun Lahan Pertanian Tercemar, Puluhan Petani Geruduk Kantor Bupati Lebak
Selain aliran sungai, sumur warga yang berada di depan gudang pengolahan solar ini juga sempat tercemar bahan bakar minyak tersebut.
Tidak hanya mencemari sumber air, bau menyengat di lokasi tersebut kerap dikeluhkan warga setempat.
Salah satu warga, Sarwani mengaku, sempat mengalami gatal-gatal setelah mandi di sumur yang tercemar ini.
“Itu kan pengelola solar kalo hujan airnya larinya ke sini gitu limbahnya. Istri saya ngalamin katanya gatel-gatel abis pake air sumur, warga juga semuanya pada ngeluh sering bau menyengat gitu,” ungkapnya.
Selain itu, warga juga meminta pemilik usaha agar memberikan kompensasi terkait dampak negatif yang ditimbulkan.
Sementara, Dinas Lingkungan setempat telah meminta tempat usaha tersebut untuk pindah dan melakukan upaya pemulihan lingkungan.
Selain itu, DLH juga meminta pemilik gudang solar tersebut untuk segera mengurus perizinan usaha yang telah berjalan sejak November 2024 tersebut.
Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kota Cilegon, Andhi Rhana menjelaskan, pihaknya juga bakal mengambil sampel air dari sungai dan sumur warga pada Senin 17 Maret 2025 mendatang. Menurutnya, lokasi itu memiliki kegiatan penyulingan minyak diesel (solar) yang dibawa dari Palembang, Sumatera Selatan, untuk dijernihkan di lokasi usaha atas nama individu tersebut.
“Jadi minyak diesel yang dari Palembang, dia bawa ke Merak kemudian dijernihkan,” jelasnya.
Masih kata Andhi, ia akan fokus memantau persoalan tersebut dalam rangka memulihkan lingkungan di lokasi yang berdekatan dengan permukiman penduduk ini. “Mereka ada rencana mau pindah, tapi tetap kalaupun mereka mau pindah, pemulihan lingkungan dan kompensasi kepada warga tetap harus dilaksanakan. Nanti kita pantau terus itu,” pungkasnya.