SERANG, BANTENTV.COM Banyaknya sumber daya alam yang ada di Kabupaten Serang, menjadikannya sebagai potensi yang patut diberdayakan. Terlebih, jika potensi tersebut dapat berpeluang menghasilkan pundi – pundi rupiah. Adalah Desa Tegal Maja yang berada di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang yang mempunyai potensi terhadap kerajinan bambu yang ada di wilayahnya. Masyarakat di desa ini sudah turun temurun memiliki usaha kerajinan anyaman bambu seperti bakul, tampah, tudung saji, keranjang, tempat gantungan kunci hingga cinderamata atau souvenir. Seiring perkembangan zaman, masyarakatnya juga mengikuti trend seperti membuat keranjang untuk hampers atau hantaran hingga tas jinjing wanita yang semuanya terbuat dari bambu.
Salah satu pengrajin bambu Tegal Maja, Rini. Ia mengaku sudah turun temurun sebagai pengrajin anyaman bambu tradisional. Dirinya bersama anggota UMKM lainnya yang tergabung dalam “TEMA” atau Tegal Maja Bambu Kreasi ini juga mengikuti pelatihan selama 15 hari untuk menghasilkan kerajinan bambu yang kekinian. Sehingga dengan pelatihan tersebut dapat menghasilkan aneka kerajinan bambu yang bernilai jual tinggi “Udah turun temurun sih yang tradisional, kalo yang model baru ikut pelatihan dulu 15 hari” ujar Rini.
Bahkan, dalam sebulan dapat meraup omzet mencapai 10 juta. Rata – rata kerajinan bambu ini dipasarkan atau dijual ke wilayah Banten dan luar kota seperti Cikarang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan harga yang bervariatif mulai dari 5 ribu rupiah hingga 350 ribu rupiah tergantung tingkat kesulitannya. “dipasarinnya paling sering ke Cikarang Bekasi, pernah kasih sample juga ke Dubai. Disini kita jual barangnya dari harga 5 ribu untuk keranjang hampers, sampe 350 ribu yang paling mahal tempat kunci bentuk leuit Baduy.” Sambungnya.
Kerajinan bambu tersebut juga mendapat dukungan dari Kepala Desa Tegal Maja, M. Ikhsan. Menurutnya, potensi tersebut harus dimaksimalkan untuk membantu menambah penghasilan dari masyarakat sekitar khususnya wanita dan anak – anak muda di wilayahnya. Selain itu, bambu yang dibuat kerajinan, limbah atau sisa serutan dari bambu tersebut juga dimanfaatkan sebagai kerajinan pula. Sehingga tidak ada yang terbuang atau zero waste.”di tempat kami, bikinnya berkelompok. Satu kelompok sepuluh orang, untuk buat tas, anyaman, itu wanita. Kalo peci, tempat kunci, itu laki – laki anak muda. Jadi kita bikin inovasi supaya mengikuti zaman. Sehingga barang – barang yang dibuat itu gak ada yang terbuang atau zero waste.” Ujar Ikhsan.