Serang, Bantentv.com — Hari Raya Iduladha tak hanya membawa kebahagiaan bagi umat Muslim yang merayakannya, tetapi juga membawa berkah tersendiri bagi para pedagang bunga tabur di Kota Serang.
Usai salat ied, ratusan warga memadati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengkele, Kelurahan Karundang, Cipocok Jaya, untuk berziarah ke makam keluarga dan kerabat tercinta.
Tradisi ziarah kubur ini menjadi momen emas bagi para pedagang musiman. Sejak pagi, mereka sudah bersiap-siap menjajakan bunga tabur, air mawar, hingga keranjang pandan di sepanjang jalan menuju TPU maupun di pintu masuk makam.
Salah satu pedagang bunga yang merasakan berkah Iduladha adalah Usep, pria paruh baya yang telah dua tahun terakhir menjual bunga nyekar setiap lebaran tiba.
Ia menggelar dagangannya di trotoar dekat pintu masuk TPU, dan pagi itu, kantong-kantong plastik berisi bunga mawar, kenanga, dan pandan laris diborong para peziarah.
“Kalau lebaran seperti ini mah pasti rame. Banyak yang nyekar, jadi alhamdulillah dagangan laku. Lumayan buat kebutuhan rumah,” ujar Usep, Jumat 6 Juni 2025.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Satu kantong bunga dijual antara Rp5.000 hingga Rp10.000, tergantung campurannya.
Selain bunga tabur, Usep juga menyediakan air mawar dan daun pandan, yang masing-masing dijual seharga Rp10.000.
Ziarah Bawa Doa, Pedagang Bawa Pulang Berkah
Tradisi ziarah kubur setiap Iduladha dan Idulfitri sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Serang.
Tak sekadar datang dan tabur bunga, ziarah menjadi wujud penghormatan dan doa kepada mereka yang telah lebih dahulu berpulang.
Namun di balik keheningan doa dan harum bunga, para pedagang seperti Usep merasakan berkah nyata yang membantu menopang ekonomi keluarga mereka, terutama di tengah himpitan kebutuhan harian.
Selain pedagang bunga, pedagang makanan ringan seperti siomay dan gorengan juga kecipratan berkah dari keramaian ziarah ini.
Di sekitar TPU, terlihat gerobak-gerobak makanan dikerumuni anak-anak dan orang tua yang ingin mengganjal perut setelah berziarah.
Editor: AF Setiawan