Lebak, Bantentv.com – Untuk mengungkap kasus pengeroyokan yang dilakukan dua oknum TNI dan dua warga sipil yang terjadi di Kota Serang beberapa waktu lalu, Tim Forensik Bhayangkara Polda Banten melakukan ekshumasi jenazah korban. Dari hasil sementara, terdapat luka di beberapa bagian tubuh, termasuk di bagian kepala sebelah kanan dan di bagian otak.
Tim Forensik Polda Banten, melakukan ekshumasi jenazah korban pengeroyokan oknum TNI di pemakamannya yang berlokasi di Desa Sajira, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, pada Selasa siang, 29 April 2025. Terlihat sejumlah warga berdatangan ingin melihat langsung proses ekshumasi yang ditutup tenda biru, dengan penjagaan ketat dari anggota TNI dan polisi.
Diketahui, korban merupakan Fahrul Abdilah yang tewas usai dikeroyok dua oknum TNI yakni Pratu (MI) dan Pratu (FS), serta dua warga sipil yakni MS (24) dan JH (24) tahun di Kota Serang, Banten, pada Selasa, 15 April 2025. Usai koma beberapa hari, korban pun dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 18 April 2025.
Dokter Forensik RS Bhayangkara Banten dr. Donald Rinaldi mengatakan, dari hasil sementara pemeriksaan terdapat luka di beberapa bagian tubuh, termasuk di bagian kepala sebelah kanan dan luka di bagian otak. Ia menyebut bahwa ekshumasi ini merupakan penyesuaian dari hasil visum di rumah sakit.
“Sebelum turun kita melakukan penyesuaian dengan hasil visum dari RSUD Banten, kemudian kami untuk menguatkan hasil otopsi. Penemuan hari ini yang beda hanya bagian dalam otaknya, dan patah tulang tengkorak bagian bawah,” ujar dr.Donald Rinaldi dokter forensic RS Bhayangkara Banten.
Baca juga : Dua Siswa SMK Negeri 1 Rangkasbitung Dikeroyok
Selain itu, ia juga menyebut nantinya hasil dari ekshumasi ini akan diserahkan langsung ke penyidik Satreskrim Polres Serang Kota.
Salah seorang keluarga korban, Titin Haryati mengatakan sosok korban sangat baik kepada keluarga maupun temannya. Ia menyebut sebelum dikabarkan dikeroyokkorban sempat berprilaku aneh dan keluarga mengaku syok setelah mendengar kondisi korban dikeroyok.
“Di keluarga kami orangnya baik selama di sini tidak ada yang mengatakan begini begitu, kaget dari sini sehat-sehat tiba mendengar berita seperti itu,” kata Titin.
Erina Faiha Qothrunnada