Serang, Bantentv.com – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) tengah mengambil langkah antisipatif terkait potensi dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel.
Konflik tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu jalur distribusi global, terutama karena posisi strategis Iran dalam menguasai Selat Hormuz—salah satu jalur pelayaran utama dunia yang berperan penting dalam perdagangan internasional, termasuk pasokan komoditas impor.
Baca juga: Wali Kota Cilegon Antisipasi Pendatang Baru Pasca Lebaran
Kepala Disperindag Provinsi Banten, Babar Suharso, menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan Kementerian Perdagangan sebagai bentuk respons terhadap potensi dampak konflik tersebut, khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan barang kebutuhan pokok yang berasal dari luar negeri.
“Kita antisipasinya terhadap produk bahan sembako yang impor, kemungkinan harga akan meningkat,” ujar Babar.
Salah satu komoditas yang menjadi perhatian utama adalah bawang putih. Menurut Babar, realisasi impor bawang putih hingga saat ini masih rendah, sehingga dikhawatirkan sisa kuota akan sulit dipenuhi apabila situasi global semakin tidak kondusif. Hal ini dapat berdampak pada lonjakan harga di tingkat konsumen.
Lebih lanjut, Babar menegaskan bahwa kewenangan impor merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
Oleh sebab itu, koordinasi dengan kementerian terkait menjadi sangat penting agar dampak yang mungkin timbul dari ketegangan internasional ini tidak merugikan masyarakat, khususnya di wilayah Banten.
Meskipun terdapat kekhawatiran terkait beberapa komoditas impor, Babar memastikan bahwa hingga saat ini kondisi ketersediaan bahan pokok secara umum di Provinsi Banten masih dalam keadaan aman dan terkendali.
Siti Anisatusshalihah