Lebak, Bantentv.com – Memasuki hari ke-15 bulan Ramadan, masyarakat muslim di Kabupaten Lebak menjalani tradisi “ngupat” atau kunut. Tradisi “ngupat” yaitu membuat ketupat lengkap dengan sayur dan kuahnya untuk dimakan bersama keluarga maupun diberikan kepada jemaah masjid untuk disantap bersama.
Tradisi membuat ketupat setiap tanggal 15 Ramadan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun oleh warga di Kabupaten Lebak dan wilayah Banten lainnya seperti di Kabupaten dan Kota Serang serta Cilegon dan Pandeglang.
Dalam proses membuat ketupat, terlebih dahulu warga membuat kulit ketupat dari daun pohon kelapa yang masih muda atau disebut janur. Setalah itu, kulit ketupat yang sudah jadi diisi dengan beras dan langsung direbus di atas wajan.
Pada umumnya masyarakat Lebak lebih senang memasak ketupat dengan menggunakan tungku bahan bakar kayu. Hal ini diyakini ketupat yang dihasilkan akan lebih harum dan terasa gurih jika dibandingkan dengan menggunakan kompor.
Untuk merebus ketupat dibutuhkan waktu sekitar lima jam. Hal ini dilakukan agar ketupat benar-benar matang dan siap disajikan.
Menurut salah satu warga kampung Cimanggu, Lina mengatakan bahwa tradisi ‘‘ngupat’’ ini sudah dilakukan turun temurun setiap hari ke-15 Ramadan atau disebut kunutan.
“Iya sudah jadi tradisi turun temurun, pokoknya setiap hari ke-15 Ramadan itu pasti membuat ketupat atau kunutan, nanti ngariung di masjid buat dibagi-bagi,” ujar Lina.
Ketupat yang matang lengkap dengan sayur opornya akan disajikan pada malam harinya. Warga Lebak menyebutnya dengan ngariung atau membawa ketupat ke masjid untuk dilakukan doa bersama setalah salat Tarawih.(nano/red)