Bantentv.com – Minum teh hangat setelah menyantap makanan berat memang terasa menenangkan. Namun, di balik kenikmatannya, kebiasaan ini bisa membawa dampak yang tidak disadari bagi kesehatan, khususnya terkait penyerapan zat besi dalam tubuh.
Secara ilmiah, teh mengandung tanin dan polifenol, dua senyawa aktif yang dapat mengikat zat besi non-heme, yaitu jenis zat besi yang ditemukan dalam makanan nabati seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Saat terikat oleh senyawa ini, zat besi menjadi lebih sulit diserap oleh tubuh.
“Konsumsi teh bersamaan dengan makanan bisa menurunkan penyerapan zat besi hingga 60–70 persen, terutama dari makanan nabati,” tulis World Health Organization (WHO) dalam publikasinya tentang pencegahan anemia.
Dampaknya tentu tidak bisa dianggap sepele. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, dengan gejala seperti cepat lelah, lemas, kulit pucat, hingga gangguan konsentrasi.
Baca juga : Minum Teh setelah Makan Ternyata Berbahaya Bagi Tubuh, Berikut Penjelasannya
Kelompok yang paling rentan terhadap kondisi ini antara lain anak-anak, remaja putri, ibu hamil, dan vegetarian, karena kebutuhan zat besi mereka lebih tinggi.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, lebih dari 30% remaja putri di Indonesia mengalami anemia, yang sebagian besar disebabkan oleh pola makan yang tidak mendukung penyerapan zat besi secara optimal.
Meski begitu, minum teh bukan berarti harus dihindari sepenuhnya. Kuncinya terletak pada waktu konsumsi.
Disarankan untuk memberi jeda setidaknya satu jam setelah makan sebelum minum teh, agar tubuh memiliki kesempatan optimal dalam menyerap zat besi dari makanan.
Sebaliknya, untuk meningkatkan penyerapan zat besi, disarankan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang kaya vitamin C, seperti jus jeruk, stroberi, kiwi, atau tomat bersamaan dengan waktu makan. Vitamin C terbukti dapat meningkatkan kemampuan tubuh menyerap zat besi secara signifikan.
Artikel ini ditulis oleh Ikrima/Magang, peserta program magang di Bantentv.com. Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.