Bantentv.com – Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika biasanya pelajaran yang ditakuti atau tidak disukai oleh pelajar, karena banyaknya rumus dan angka yang harus dihafalkan.
Menurut guru besar pada bidang Pendidikan Matematika Profesor Maman Fathurrohman, ketakutan atau ketidaksukaan tersebut disebut Mid of Chaos.
Mind of Chaos yaitu suatu kesan negatif yang dibiarkan terjadi sejak kecil sampai dewasa bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. Padahal hal yang ditakutkan belum tentu terjadi, itu hanyalah bayangan dari pikiran yang berlebih saja dan sudah terbentuk dari awal pemikiran kita.
“Dalam hal tersebut kalo bahasa ilmiah itu Mind of Chaos, jadi kita sudah terbentuk sejak kecil, tapi sebetulnya boleh jadi tidak ada,”kata Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika Maman Fathurrohman.
Guru besar Untirta yang baru saja dikukuhkan tersebut menyebutkan, pembentukan opini dari awal bahwa matematika adalah pelajaran yang ditakutkan atau guru yang mengajar tergolong galak dan semacamnya. Tapi ketakutan itu belum pasti terjadi, itu hanyalah pikiran dari para siswa atau pelajar saja.
Untuk itulah Profesor Maman Fathurrohman, menciptakan media pembelajaran matematika yang tepat bagi mereka, yaitu dengan pendekatan game
Profesor Maman menjelaskan agar para pelajar tidak takut dengan matematika,Profesor Maman menciptakan game untuk para pelajar agar mereka tidak takut dan stigma tentang matematika tersebut bisa hilang dari pikiran mereka. Karena dengan media game, anak-anak tidak merasa bosan atau takut dan chaos di dalam pikiran mereka.
“Salah satu pendekatannya yaitu melalui game, kenapa mereka tidak takut dengan sesuatu karena mereka suka. Suka itu kan ditumbuhkan melalui hobi , bermain, jadi game itu akan menimbulkan rasa suka dan mengurangi rasa chaos di dalam pikirannya,”ujar Profesor Maman.
Game yang diciptakan oleh Profesor Maman bernama Board game, game ini adalah hasil penelitiannya berupa sebuah prototipe yang bisa digunakan oleh siswa-siswi SD sebagai sebuah media dan alat permainan yang bersifat mendidik, mudah digunakan, menyenangkan, serta mendukung mereka yang menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun kalimat matematika dan bermain dengan bilangan. Prototipe ini sendiri telah melalui serangkaian perbaikan dan diujicobakan di SDN Wadasari Bojonegara pada September 2008 yang menunjukkan minat dan perhatian para guru serta siswa. (erina/red)