Selasa, April 29, 2025

Tradisi Pasaran, Ngaji Kitab Kuning Saat Ramadan

Lebak, Bantentv.com – Bulan suci Ramadan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam. Selain menjadi bulan untuk berlomba-lomba dalam beribadah, di bulan suci ini juga digelar berbagai kegiatan keagamaan, termasuk ‘pasaran’ kitab kuning.

Seperti yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Falah, Kampung Cibangkur Lor, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, di mana ratusan santri dan santriwati rutin mengaji ‘pasaran’, yakni mengaji kitab kuning setiap bulan Ramadan.

Kegiatan ‘pasaran’ kitab kuning ini dilakukan setelah salat Tarawih. Para santri berkumpul di majelis pondok, kemudian menyimak dengan saksama makna dan syarah dari kalimat-kalimat yang sedang diulas dalam kitab kuning.

Salah satu santriwati, Rina Damayanti, mengaku bahwa mengaji pasaran di bulan suci Ramadan dimulai setelah salat Duhur hingga menjelang buka puasa, lalu dilanjutkan kembali setelah salat Tarawih.

“Kami cukup antusias mengikuti pasaran tahun ini, jadi bisa lebih memahami makna dari kitab kuning juga bisa sambil mengisi kegiatan bulan Ramadan,” ujar Rina.

Baca juga: DPD PKS Kabupaten Serang Gelar Lomba Baca Kitab Kuning

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah, KH Sohibudin, mengatakan bahwa pasaran dilakukan untuk mengisi waktu di bulan suci Ramadan dengan materi yang bermanfaat, sehingga ilmu yang didapat dapat diaplikasikan dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.

“Mengaji kitab kuning adalah tradisi pesantren yang harus terus dilestarikan. Kitab kuning mengandung banyak pelajaran penting yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam,” ungkap KH Sohibudin.

Pengjian ‘pasaran’ kitab kuning oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah (Dok. Banten TV)

Menurutnya, kitab kuning merupakan sumber ilmu yang tidak hanya mengajarkan hukum Islam, tetapi juga adab dan tata cara hidup yang baik. “Santri yang memahami kitab kuning dengan baik akan memiliki bekal kuat dalam menjalani kehidupan, baik secara sosial maupun spiritual,” tambahnya.

Dengan adanya tradisi pasaran kitab kuning ini, diharapkan para santri bisa semakin memahami ilmu agama dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab kuning dalam kehidupan sehari-hari.

Siti Anisatusshalihah
Editor: AF Setiawan

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga