Sabtu, Oktober 12, 2024
BerandaBeritaIndikator Strategis Pembangunan Kabupaten Serang Alami Pembangunan Positif

Indikator Strategis Pembangunan Kabupaten Serang Alami Pembangunan Positif

Serang, Bantentv.com – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah indikator strategis pembangunan Kabupaten Serang tercatat mengalami perkembangan positif. Data BPS tersebut rutin menjadi acuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam merencanakan dan mengevaluasi program pembangunan.

Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi antara BPS Kabupaten Serang dengan Pemkab Serang di Pendopo Bupati, Senin, 29 Januari 2024.

“Kegiatan ini, rutin dilaksanakan, karena data BPS menjadi acuan program kerja kami. Sehingga dengan anggaran terbatas, program kita tepat sasaran,” kata Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah kepada wartawan.

Menurut Tatu, Pemkab Serang fokus pada kenaikan dimensi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Kita fokus anggarannya ke sana. Dan alhamdulillah, dari data yang kami dapat dari BPS, untuk IPM naik, kemudian untuk tingkat pengangguran turun, dan kemiskinan juga turun,” ujarnya.

Menurut data hasil survei BPS, tingkat pengangguran Kabupaten Serang pada Agustus 2023 sebesar 9,94 persen. Menurun dibandingkan tahun 2022 sebesar 10,61 persen.

Angka kemiskinan juga turun. Tahun 2022 sebesar 4,96 persen, turun menjadi 4,85 persen pada tahun 2023. Angka ini mencatatkan Kabupaten Serang dengan angka kemiskinan terendah ketiga di Provinsi Banten.

Setelah sempat terkontraksi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang meningkat tajam. Sempat minus 2,38 persen tahun 2020, terus meningkat menjadi 3,74 persen tahun 2021, dan tahun 2022 sebesar 5,04 persen.

Sementara untuk IPM juga meningkat cukup signifikan. Sebesar 71,99 poin pada tahun 2022, meningkat menjadi 72,63 poin pada 2023. Angka ini termasuk dalam kelompok IPM Tinggi.

Sejumlah dimensi IPM, antara lain, usia harapan hidup naik 0,54 persen menjadi 74,62 tahun, harapan lama sekolah naik 0,63 persen menjadi 12,86 tahun, rata-rata lama sekolah naik 0,13 persen menjadi 7,79 tahun, dan pengeluaran per kapita naik 3,70 persen menjadi Rp 11.320.000 per tahun.

Meski sejumlah indikator pembangunan mengalami tren positif, Tatu menilai, masih menyisakan sejumlah catatan. “Pengangguran banyak di lulusan sarjana, SMA dan SMK. Nanti kita evaluasi detail dengan program di sejumlah organisasi perangkat daerah atau OPD,” ujarnya.

Evaluasi program juga dilakukan dalam proses pengentasan kemiskinan. Meski angka kemiskinan turun, kata Tatu, tetapi kedalamannya meningkat. “Artinya kita harus turunkan program kepada masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstream,” ujar Tatu.

TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

DIBAGIKAN

KOMENTAR