Senin, Januari 20, 2025
BerandaBeritaEmak-Emak Demo Pembangunan Rehabilitasi Jembatan Dadap

Emak-Emak Demo Pembangunan Rehabilitasi Jembatan Dadap

Tangerang, Bantentv.com – Puluhan warga Dadap yang mengatasnamakan Barisan Rakyat Bersatu (BRB) yang didominasi oleh emak-emak menggelar aksi unjuk rasa di lokasi proyek rehabilitasi pembangunan Jembatan Dadap, di Kampung Dadap, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Aksi mereka ditengarai pembangunan rehabilitasi Jembatan Dadap dengan biaya Rp4,8 miliar di atas Kali Dadap yang tidak disertai dengan peninggian struktur jalan. Sehingga pada saat rob datang, saluran air menjadi tersumbat karena sampah yang tersangkut di jembatan.

Koordinator aksi BRB, Mas’um Jamil dalam orasinya Selasa siang mengatakan anggaran APBD yang di berikan dari Provinsi Banten hanya sebatas untuk rehab yaitu Rp 4,8 miliar. Hasil dengar pendapat dan diskusi dengan anggota DPRD Provinsi Banten seharusnya anggaran yang diberikan untuk kelurahan dadap itu sebesar 15 miliar.

Massa aksi menyampaikan sejumlah tuntutan, yakni menolak rehab jembatan Kali Dadap lantaran yang warga butuhkan adalah perbaikan total jembatan Kali Dadap. Warga mendesak Dinas PUPR Provinsi Banten untuk merencanakan ulang pembuatan jembatan Kali Dadap. Massa juga menuntut Pemerintah Provinsi Banten agar memberikan realisasi anggaran APBD kepada Kabupaten Tangerang khususnya Kelurahan Dadap. Mereka berharap anggaran yang diberikan berkeadilan dan berimbang dengan kontribusi pendapatan-pendapatan yang telah diberikan ke Provinsi Banten.

“Masyarakat minta jangan Cuma rehbailitasi jembatan kali Dadap, tapi kita ingin pembangunan dan perbaikan total jembatan,” ujar Mas’um Jamil, koordinator aksi.

Sementara itu, warga Dadap Kosambi, Lita mengatakan dirinya menolak adanya rehabilitasi pembangun jembatan karena warga sangat membutuhkan akses jembatan yang baru, bukan diperbaiki ulang tapi harus dibangun baru. Warga menuturkan setiap musim hujan air rob dan banjir dari Kali Dadap ke jalan bahkan ke permukiman warga. Jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi kehiduapn sehari-hari warga.

“Saat musim hujan datang, air jadi rob dan melebar ke jalan bahkan ke rumah-rumah warga,” ujar Lita. (red)

TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

DIBAGIKAN

KOMENTAR