Bantentv.com – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menjadi sorotan publik usai insiden tragis yang menimpa seorang pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Insiden ini menempatkan Basarnas dalam trending topik di platform X (sebelumnya Twitter), dengan tagar #Basarnas mencatat hampir 30 ribu unggahan, hingga menempati posisi trending ke-16 pada Kamis 26 Juni 2025.
Peristiwa bermula dari laporan jatuhnya seorang pendaki asal Brasil ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani. Sayangnya, nyawa pendaki tersebut tidak berhasil diselamatkan. Kabar ini menyebar cepat di media sosial dan menimbulkan reaksi beragam, terutama dari netizen asal negara korban.
Banyak warganet luar negeri, terutama yang berasal dari Brasil, menyuarakan kekecewaannya terhadap kecepatan penanganan tim SAR Indonesia.
Mereka bahkan menyerbu akun resmi Instagram Basarnas dengan berbagai komentar bernada kritik tajam, menuduh keterlambatan evakuasi dan membandingkan kinerja Basarnas Indonesia dengan tim penyelamat di negara mereka sendiri.
Beberapa komentar menyebutkan kurangnya peralatan sebagai penyebab lambannya proses evakuasi. Namun, kritik tersebut tak lantas diterima begitu saja oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Anggota Basarnas di Papua Tewas Usai Mengevakuasi Warga yang Hendak Bunuh Diri
Banyak warganet dalam negeri turut angkat suara membela kinerja Basarnas, mengingat medan Gunung Rinjani yang ekstrem serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat pada saat proses evakuasi berlangsung.
Salah satu pembelaan datang dari akun @FRD_sply yang menulis, “Gua udah pernah ngerasain diklat 3 hari bareng Basarnas, cuma mau bilang, Basarnas itu very skillful + peralatannya lengkap. Shame on you buat lu semua yg masih ngata-ngatain Basarnas. Keyboard warrior gatau kondisi real di lapangan kayak apa, mending diem dulu gausah koar-koar.”
Warganet lain juga menekankan bahwa penyelamatan di medan ekstrem seperti gunung bukan perkara mudah. Selain medan yang curam dan minim sinyal, perubahan cuaca ekstrem juga menjadi tantangan besar dalam proses pencarian dan evakuasi korban.
Sementara itu, Basarnas sendiri telah mengkonfirmasi korban meninggal dunia. Namun, diketahui bahwa dalam setiap misi evakuasi di wilayah pegunungan, tim SAR selalu berkoordinasi dengan pihak Taman Nasional, relawan lokal, dan aparat setempat, serta mempertimbangkan keselamatan seluruh tim evakuasi.
Fenomena trending-nya Basarnas ini sekaligus membuka ruang diskusi publik tentang pentingnya pemahaman terhadap medan operasi penyelamatan dan apresiasi terhadap kerja keras petugas lapangan.
Di tengah keterbatasan yang ada, Basarnas tetap menjadi garda terdepan dalam penyelamatan nyawa, baik untuk warga negara Indonesia maupun warga asing.
Hingga saat ini, perbincangan mengenai Basarnas masih ramai di media sosial, menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap isu-isu kemanusiaan dan keselamatan di kawasan wisata alam ekstrem seperti Gunung Rinjani.
Artikel ini ditulis oleh Lydia Khaerani/Magang, peserta program magang di Bantentv.com. Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.