Bantentv.com – Adanya pertemuan baru-baru ini oleh pimpinan BPS dengan Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa menjelang pengumuman pertumbuhan ekonomi yang akan rilis pada 5 November mendatang, membuat Ekonom angkat bicara.
Menurut Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, dirinya memprediksi rilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bakal kembali menimbulkan kontroversi.
“Purbaya telah memberi bocoran setelah bertemu dengan pimpinan BPS pada 28 Oktober lalu, dengan mengatakan akan tumbuh di atas 5 persen. Kemungkinan rilis BPS akan kembali menimbulkan kontroversi seperti yang terjadi pada triwulan lalu,” kata Awalil dalam keterangannya, Minggu, 2 November 2025.
Awalil menyebut, tak hanya Purbaya, bahkan pada 9 Oktober 2025 lalu Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu sudah terlebih dahulu angkat bicara mengenai angka pertumbuhan ekonomi yang akan bergerak di kisaran 5-5,1 persen.
“Dalam beberapa kesempatan, Purbaya mengatakan anak buahnya memang telah memperhitungkan hal ini. Alasan utamanya, perekonomian diklaim membaik ditambah berbagai kebijakan insentif Pemerintah telah memperlihatkan hasil,” jelasnya, dikutip dari Republika.

Sementara itu, dilansir dari Bloomberg, konsensus ekonom menyebut pertumbuhan hanya akan tumbuh 4,8 persen secara year on year (yoy).
Sejumlah media massa pun memberitakan bahwa sebagian besar ekonom menyebut tidak akan mencapai 5 persen.
Lebih lanjut Awalil menerangkan, mengenai perkiraan rilis data BPS, dirinya menimbang data BPS mengenai Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025, bahwa pertumbuhan yang akan dirilis itu ada dikisaran 5,02 persen (yoy).
Lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang hanya 5,12 persen, karena faktor musiman. Dirinya menyebut, pertumbuhan kuartal III memang selalu lebih rendah dibanding kuartal II pada tahun bersangkutan.
Adapun pada pertumbuhan ekonomi secara kuartalan (qtq), diperkirakan berada di kisaran 1,5 persen atau setara dengan tahun lalu.
Sedangkan pertumbuhan secara kumulatif (ctc) selama tiga kuartalan akan mencapai kisaran 5,03 persen.
Dilihat secara sektoral pun, sektor industri pengolahan akan disajikan meningkat signifikan, sebagaimana yang terjadi pada kuartal sebelumnya.
Sehingga pertumbuhannya pun akan kembali melampaui pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa mencapai kisaran 5,5 persen.
Awalil menilai, jika tren yang melampaui pertumbuhan ekonomi berlanjut pada triwulan IV nanti, maka pertama kali sejak 2012 atau 14 tahun terakhir.
Dengan demikian, pertumbuhan setahun industri pengolahan bisa mencapai kisaran 5,25 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi disajikan sebesar 5,05 persen.
Data-data dari sektor industri pengolahan dalam hal pertumbuhan dan porsi atas PDB dari BPS untuk tahun 2025 ini juga tampak tidak sejalan dengan beberapa data dan indikator lainnya.
Salah satunya, data Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) yang sempat kontraksi selama beberapa bulan. Lalu, data penjualan yang tak mendukung beberapa barang industri utama serta fenomana PHK.
Adapun, sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor juga diperkirakan akan tumbuh sedikit di atas pertumbuhan ekonomi, yakni mencapai kisaran 5,10 persen.
Hal itu karena porsinya yang besar dalam PDB, sehingga andilnya cukup signifikan dalam pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, beberapa sektor yang bersifat jasa juga diperkirakan melampaui pertumbuhan ekonomi, di antaranya jasa perusahaan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, dan jasa lainnya.
Sedangkan, dari sektor konsumsi rumah tangga sedikit lebih rendah dari tahun lalu, namun bertahan kisaran 5,00 persen.
Yang mana konsumsi Pemerintah akan meningkat dibanding kuartal II, karena faktor musiman belanja yang biasa naik mulai kuartal III. Meskipun ada kemungkinan lebih rendah dari kuarta III tahun lalu akan kisaran 3 persen.
“Penulis mengakui perkiraan di atas sebisanya mengikuti ‘cara BPS’ menghitung PDB pada Triwulan II lalu. Jika mengikuti cara biasanya memproyeksi, maka pertumbuhan tidak akan mencapai 4,90 persen.
Untuk itu sebagai catatan, perhitungan cara baru bisa mempercantik besaran tahun 2025, namun berpotensi tidak berpengaruh pada tahun-tahun selanjutnya,” simpulnya.
[…] Menkeu Rilis Angka Pertumbuhan Ekonomi Pada 5 November Mendatang, Ekonom Prediksi: Akan Jadi Kontrov… […]