Lebak, Bantentv.com – Tradisi Seba kembali digelar oleh warga Suku Adat Baduy yang tinggal di pedalaman Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Dalam tradisi ini, ratusan warga Baduy Dalam dan Baduy Luar “turun gunung” dan berjalan kaki sejauh 50 kilometer menuju kantor Bupati Lebak.
Sebanyak 118 orang dari Suku Baduy, terdiri dari Baduy Luar dan Baduy Dalam, berjalan kaki dari Desa Kanekes menuju pusat pemerintahan Kabupaten Lebak untuk menemui “Ibu Gede”, sebutan adat bagi Bupati Lebak. Perjalanan panjang tersebut bukan sekadar ritual, melainkan bentuk penghormatan dan loyalitas warga Baduy terhadap pemerintah.
Tradisi Seba merupakan bagian penting dalam siklus tahunan masyarakat Baduy. Perjalanan ini dilakukan sebagai wujud rasa tanggung jawab dan ketaatan terhadap aturan adat, serta bentuk komunikasi simbolik antara masyarakat adat dengan pemerintah.
Dalam rombongan tersebut, terdapat 23 orang dari Baduy Dalam yang merupakan orang-orang pilihan. Mereka ditunjuk langsung oleh puun, atau ketua adat Suku Baduy, untuk menjalankan amanat suci ini.
Pulung Aesaeman, salah satu utusan dari Baduy Dalam, menjelaskan bahwa mereka berangkat dari Kampung Kaduketug pada Jumat dini hari.
“Kami berangkat kisaran pukul 4 pagi, total ada 69 orang dari 3 kampung,” ucap Pulung Aesaeman, warga Suku Adat Baduy Dalam.
Baca juga : Seba Baduy 2025: Digelar 1–4 Mei, Ini Agenda Lengkapnya!
Tahun ini, Tradisi Seba juga akan diikuti oleh 1.753 warga Baduy Luar yang akan menyusul ke pusat pemerintahan. Mereka akan turut serta dalam rangkaian ritual yang sama.
Tradisi Seba bukan hanya sekadar berjalan kaki. Dalam prosesi ini, para peserta juga menyerahkan hasil bumi sebagai simbol persembahan dan ucapan syukur. Tradisi ini telah dijalankan secara turun-temurun sebagai bukti kesetiaan Suku Baduy kepada pemerintah.
Dengan segala keterbatasannya, warga Baduy menunjukkan bahwa adat dan nilai-nilai ketaatan masih dijunjung tinggi. Tradisi Seba menjadi saksi betapa kuatnya ikatan antara masyarakat adat dan tanah air yang mereka cintai.
Siti Anisatusshalihah