Serang, Bantentv.com – Realisasi investasi di Provinsi Banten sepanjang triwulan pertama 2025 mencapai angka impresif, yakni Rp31,1 triliun. Namun, besarnya aliran dana ini belum sepenuhnya menjawab harapan masyRealisasi Investasi arakat terkait dampak ekonomi yang lebih merata, terutama dalam penyerapan tenaga kerja lokal dan pemberdayaan pelaku usaha kecil.
Angka tersebut terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp15,14 triliun (49 persen) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp15,10 triliun (51 persen), dengan total 25.849 proyek. Capaian tersebut sudah menyentuh 48,59 persen dari target daerah sebesar Rp62 triliun dan 62 persen dari target nasional Rp119,55 triliun.
Secara nasional, Banten menempati posisi kelima sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi, di bawah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah.
Kepala DPMPTSP Banten Virgojanti menyebut, capaian ini hasil kolaborasi lintas sektor.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama antara pemerintah pusat, DPMPTSP kabupaten/kota, serta Tim Rekomendasi Teknis dari berbagai OPD yang mengawal proses perizinan,” ujarnya dalam pemaparan di Cilegon, Rabu, 7 Mei 2025.
Baca juga : Realisasi Investasi Provinsi Banten Tahun 2023 Masuk 5 Besar Nasional
Kabupaten Tangerang mencatat investasi tertinggi Rp8,5 triliun, disusul Kabupaten Serang Rp8,21 triliun dan Kota Cilegon Rp6,23 triliun. Untuk PMA, tertinggi tercatat di Kabupaten Serang sebesar Rp6,1 triliun, sedangkan PMDN tertinggi di Kabupaten Tangerang Rp6,2 triliun.
Di Kota Cilegon, PMDN mencapai Rp1,3 triliun dari 283 perusahaan dan PMA sebesar Rp4,9 triliun dari 120 perusahaan. Total Rp6,2 triliun menjadikan Cilegon peringkat kelima untuk PMDN, kedua untuk PMA, dan ketiga untuk total investasi se-Banten.
“Kota Cilegon memiliki daya tarik strategis sebagai pusat pertumbuhan industri di jalur Selat Sunda, yang menopang daya saing regional hingga internasional,” kata Virgojanti.
Sektor dominan dalam realisasi investasi kali ini antara lain perumahan dan kawasan industri (Rp4,82 triliun), industri logam (Rp4,13 triliun), industri kimia dan farmasi (Rp3,71 triliun), serta perdagangan dan reparasi (Rp2,46 triliun). Investor asing terbanyak berasal dari Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan.
Walikota Cilegon, Robinsar turut mengapresiasi capaian tersebut, seraya menegaskan pentingnya menjaga stabilitas iklim investasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan industri dan OPD agar investasi di Cilegon berjalan aman dan nyaman. Kalau ada yang mempersulit, laporkan langsung kepada saya,” tegasnya.
Namun, ia tidak menampik bahwa manfaat dari investasi tersebut belum sepenuhnya dirasakan masyarakat.
“Harapannya, investasi ini bisa berdampak langsung mengurangi pengangguran dan memberdayakan pengusaha lokal,” ujarnya.
Sementara itu, Penata Kelola Penanaman Modal Muda pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Serang, Nuzul Fatwa mengakui investasi pada triwulan pertama ini didominasi oleh PMA.
“Untuk PMA sendiri, modal terbesar berasal dari negara Cina,” kata Nuzul.
Pencapaian tersebut bahkan telah melampaui target investasi tahunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang, yang sebesar Rp6,1 triliun.
“Target kita dalam satu tahun sesuai RPJMD ada di angka Rp6,1 triliun. Tentunya ini sudah melampaui target,” jelas Nuzul.
Meskipun telah melebihi target RPJMD, Nuzul menambahkan bahwa pihaknya juga memiliki target dari Pemprov Banten sebesar Rp9 triliun.
“Kami berupaya untuk merealisasikan target tersebut,” ujarnya.
Hingga akhir Maret 2025, investasi di Banten menyerap 64.920 tenaga kerja, terdiri atas 64.302 tenaga kerja Indonesia dan 618 tenaga kerja asing. Kota Tangerang menjadi daerah dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak. (Adv).