Bantentv.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berencana program haji dan umrah lewat jalur laut. Wacana ini kemungkinan akan dikembangkan bila infrastruktur dan regulasinya memungkinkan.
“Saya kira kita belum ada agenda untuk menggunakan haji laut karena perhitungan biaya belum pernah kita angkat sebagai sebuah wacana khusus ya. Nggak tahu nanti kalua Badan Penyelenggara Haji punya pembicaraan khusus,” ujar Menag Nasarudin Umar di pernyataan tertulisnya.
Saat ini pemerintah sedang didiskusikan oleh Pemerintah RI dengan otoritas Arab Saudi.
“Digagas ke depan, kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin bicara dengan sejumlah pejabat di Saudi Arabia,” kata Nasaruddin.
Transportasi jalur laut ini, kata Menag memungkinkan Jemaah dari negara-negara di kawasan Asia untuk berangkat ke Tanah Suci melalui Pelabuhan seperti Jeddah tanpa bergantung sepenuhnya pada penerbangan.
“Bukan negara-negara kawasan yang dekat seperti Mesir, bahkan dari Indonesia dan Asia lainnya bisa mengakses,” tuturnya.
Menag menilai, program haji dan umrah via jalur laut ini tak hanya membuka jalur baru bagi masyarakat, tapi juga berpeluang lebih bagi Arab Saudi.
“Arab Saudi ini sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis Saudi Arabia,” ucap dia.
Untuk rute menuju Pelabuhan Jeddah masih dalam tahap pengembangan dan membuka peluang bagi negara-negara di kawasan Asia untuk mengakses jalur laut tersebut.
Sementara itu, Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Centerr yang mengaggas program ini menyampaian, baahwa perusahaan pelayaran asal Malaysiaa, IslamiCruise, telah merencanakan keberangkatan umrah menggunakan kapal pesiar mewah Costa Serena pada 5 Januari 2026, dengan rute pelayaraan, Port Klang- Banda Aceh – Maldives- Oman – dan berakhir di Jeddah, Arab Saudi.
“Ini yang saya waktu itu laporkan dengan Pak Nasaruddin bahwa kapal pesiar sudah menantii untkk umrah, tapi sayangnya ownership-nya di sebelah,, bukan di kita. Lumayan Rp60 juta bisa belajar macam-macam selama perjalanan,” kata Sapta yag dikutip dari lamn resmi Kemenag.
Adapun waktu tempuh umrah via kapal pesiar hanya 12 malam, jauh lebih singkat disbanding pelayaran haji zaman dulu.
Menag berharap, dengan sistem baru ini, akses terhadap ibadah haji dan umrah bisa semakin merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Meski begitu, Menag menekankan bahwa skema tersebut belum menjadi kebijakan resmi pemerintah. Ia menyebut perlunya pembahasan lebih lanjut antar pemangku kepentingan, termasuk kesiapan badan penyelenggara haji dan dukungan regulasi dari Arab Saudi.
Erina Faiha Qothrunnada