Senin, Juli 14, 2025
BerandaBeritaMenaker Ungkap Lebih dari 1 Juta Sarjana Menganggur!

Menaker Ungkap Lebih dari 1 Juta Sarjana Menganggur!

Bantentv.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli mengungkapkan jumlah pengangguran yang berpendidikan sarjana saat ini mencapai angka yang fantastis, yakni mencapai lebih dari 1 juta orang.

Data terbaru ini diungkap saat dirinya menyampaikan Keynote Spech dalam Kajian Tengah Tahun Indef 2025, pada Rabu 2 Juli 2025.

Angka tersebut berasal dari total 7,28 juta penganggur yang tercatat dalam kondisi ketenagakerjaan nasional tahun 2025, di tengah jumlah angkatan kerja yang mencapai 153,05 juta jiwa.

Adapun rincian jumlah pengangguran menurut tingkat pendidikan. Selain 1.010.652 lulusan universitas, terdapat pula 177.399 lulusan diploma, 1.628.517 lulusan SMK, 2.038.893 lulusan SMA, serta 2.422.846 lulusan SD dan SMP. Tingkat pengangguran terbuka saat ini mencapai 4,76 persen.

Menaker menyoroti tantangan serius dalam kualitas sumber daya manusia. Ia menyebutkan bahwa 85 persen dari tenaga kerja Indonesia masih didominasi lulusan tingkat menengah seperti SMA dan SMK.

“Dan ini menjadi tantangan kita. Kalau pengangguran standar-lah,” ujarnya dalam forum tersebut sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Untuk merespons permasalahan tersebut, Menaker mengemukakan pentingnya membuka lapangan kerja baru, salah satunya melalui program strategis Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Pihaknya tengah bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dengan memproyeksikan dapat menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia melalui nota kesepahaman yang ditandatangani pada 1 Juli 2025.

Menurut Menaker, program Kopdes Merah Putih menargetkan pembentukan 80 ribu koperasi di seluruh penjuru Indonesia.

Baca juga: Cek Sekarang! BSU Tahap 1 Sudah Cair ke 2,45 Juta Pekerja

“Kalau seandainya pengelola, karena koperasi itu nanti ada pengelola, ada pekerja, 25 orang saja dikali 80 ribu itu sudah 2,5 juta, 2 juta sekian (lapangan kerja terbentuk). Itu gambaran. Apalagi kemudian ketika koperasi itu diberikan insentif modal, dan dia bisa berkembang dan seterusnya,” ujar Yassierli.

Ia juga menekankan peran penting Balai Latihan Kerja (BLK) dan BLK Komunitas (BLKK) dalam mendukung keberhasilan program ini melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendampingan bagi calon tenaga kerja.

Tiga poin utama dalam nota kesepahaman tersebut meliputi pemanfaatan optimal BLK, peningkatan kualitas instruktur serta program pelatihan, dan pemberdayaan BLKK sebagai penggerak koperasi berbasis masyarakat.

Menaker optimistis bahwa pendekatan ini tidak hanya mengurangi angka pengangguran, tetapi juga mampu mengubah persepsi masyarakat tentang pekerjaan.

Ke depan, ia berharap agar masyarakat tidak akan lagi semata-mata berorientasi pada pekerjaan di perusahaan besar di kota metropolitan. Namun menjadikan Koperasi Desa Merah Putih menjadi ruang kerja yang produktif dan menjanjikan.

Siti Anisatusshalihah

TERKAIT