Pandeglang, Bantentv.com – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, M Nasir mengaku dalam satu tahun Pandeglang mampu memproduksi gabah kering 880 ribu ton. Namun dari produksi tersebut kehadiran pemerintah dinilai belum maksimal.
Menurutnya persoalan gabah di Pandeglang sampai saat ini masih belum selesai. Pasalnya harga gabah yang dijual masih rendah. Ia menyebut sejumlah faktor yang menyebabkan masih murahnya harga gabah di Pandeglang yakni belum maksimalnya Bulog menyerap gabah dari para petani.
“Banyak faktornya, selain kurang maksimalnya upaya pemerintah melalui Bulog, resi gudang juga belum maksimal sehingga para petani tidak bisa menikmati nilai tambah dari gabah yang dihasilkan,” ucap Nasir.
Nasir menambahkan, sekitar 70% tiap musim gabah yang diproduksi petani Pandeglang dibeli oleh para pengusaha di Karawang yang telah memiliki teknologi dengan harga yang murah.
Ia pun menjelaskan pada saat panen harga gabah berkisar Rp4.000-5.000. Ketika gabah tersebut di bawa ke Karawang, dikeringkan dengan tekologi yang canggih dan dibawa kembali ke Pandeglang harganya sudah jauh tinggi.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah pusat dan Provinsi Banten turun tangan mengatasi permasalahan ini dengan mendukung daerah seperti memberikan bantuan teknologi alat mesin pertanian. Selain itu memaksimalkan kegiatan menampung hasil panen petani melalui badan usaha milik daerah, Bulog. (red)