Pandeglang, Bantentv.com – Kehidupan Nenek Salimah (66) janda lanjut usia (Lansia), warga Kampung Badur RT/RW 002/001, Desa Rancateureup, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, yang serba kekurangan. Menggugah Pengurus Perkumpulan Boedak Saung Barokah Putra Mandiri (PBSBPM), untuk datang ke rumahnya.
Ditengah guyuran hujan deras, tak menyurutkan niat para pegiat dan relawan sosial ini untuk bertemu dengan Nek Salimah.
Nek Salimah yang sedang duduk bersama anaknya, di dekat pintu dapur rumahnya, sontak kaget seakan tak menduga akan kedatangan para pengurus Perkumpulan Boedak Saung.
Akibat pendengarannya mulai memudar, dan kesulitan berbicara. Membuat pengurus Perkumpulan Boedak Saung, kesulitan untuk berkomunikasi dengan Nek Salimah.
Akhirnya, tanpa basa-basi. Perwakilan pengurus Perkumpulan Boedak Saung, Ade Mulyana yang merupakan Ketua Bidang Sosial, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya kepada perwakilan aparatur desa setempat, yang kala itu turut mendampingi.
“Mak (Nek Salimah,red), kami dari pengurus Perkumpulan Boedak Saung bawa sembako, susu dan biskuit, buat Emak (Nenek,red), diterima ya, semoga bermanfaat,” kata Ade, Sabtu, 5 Juli 2025.
Baca juga : Miris! Nenek Salimah Rawat Anak Disabilitas di Rumah Reot
Kata Ade, ini bantuan alakadarnya buat Nek Salimah dan keluarganya, yang diketahui anaknya juga mengalami tuna rungu dan tuna wicara.
Ade mengaku, kedatangannya ke rumah Nek Salimah, bukan bermaksud mengecilkan kondisinya.
“Kami peduli dan prihatin, sehingga kami tergugah untuk membantu semampu kami,” tandasnya.
Diketahui, jajaran pengurus Perkumpulan Boedak Saung yang datang ke lokasi diantaranya, Ketua Umum Mardiana Tirtalaksana, Ketua Bidang OKK Rosidarta, Ketua Bidang Sosial Ade Mulyana dan Ketua Bidang Usaha M. Muamar.
Ketua Umum Perkumpulan Boedak Saung Mardiana Tirtalaksana menyatakan, membantu sesama bukan hanya kewajiban pemerintah. Tapi, kewajiban kita bersama sebagai mahluk.
“Untuk membantu sesama, tak harus menunggu kita berlimpah harta. Tapi, kita dapat berbuat dan membantu sesuai kemampuan kita,” ungkap Mardiana.
Menurutnya, bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian dan keprihatinan atas kondisi kehidupan Nek Salimah.
“Apa yang bisa kita lakukan, ya lakukan. Apa yang bisa kita berikan, ya berikan. Kita lakukan dan berikan, semampu kita, seperti ini. Semoga bermanfaat dan dapat meringankan beban Nek Salimah,” harapnya.
Perlu diketahui, seluruh bagian rumah Nek Salimah, nyaris ambruk. Bagian ruang depan, tengah, dapur dan samping rumahnya, sudah disangga bambu, agar tidak ambruk.
Seluruh dinding bilik yang mengelilingi rumahnya, sebagian besar jebol dan ditambal kain. Seluruh bagian rumahnya beralaskan tanah, dan nyaris minim sirkulasi udara.
Atas kedatangan jajaran pengurus Perkumpulan Boedak Saung ini, Nek Salimah tampak tak kuat menahan sedih.
Walau tak ada kata-kata yang diucapkannya, namun seluruh tubuhnya bergetar, terlebih saat bersalaman.
“Kami harap, masyarakat dan aparatur desa di sini, terus membantu dan memperhatikan keberadaan Nek Salimah,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, tim Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang, memberikan bantuan kepada Nenek Salimah (66).
Bantuan yang diberikan itu, berupa paket sembako dan kebutuhan dasar lainnya. Bantuan itu, langsung diberikan kepada wanita paruh baya tersebut.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang, Wawan Setiawan mengatakan, pihaknya segera mendatangi lokasi dan memberikan paket sembako kepada yang bersangkutan.
“Kita segera berikan bantuan, berupa paket sembako dan lainnya. Semoga bantuan yang diberikan, bisa bermanfaat dan bisa sedikit meringankan beban Nenek Salimah,” kata Wawan, Jumat, 4 Juli 2025.
Wawan mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan data Nenek Salimah, dan diketahui masuk dalam program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Sedangkan rumah Nenek Salimah, dikelilingi oleh anak – anaknya.
belum pernah mendapatkan bantuan Pemerintah Pusat, namun selalu dibantu dari BLT (Bantuan Langsung Tunai) DD (Dana Desa),” tambahnya.
Terkait bantuan perbaikan rumah, sebelumnya pemerintahan desa sempat mengajukan proposal perbaikan rumah sebanyak dua kali, namun belum ada respons.
“Pernah mengajukan proposal tahun 2023 dan 2024, ke Perkim Kabupaten Pandeglang,” imbuhnya.