Bantentv.com – Perkawinan Anak masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah di Indonesia. Meski kadang dianggap sebagai solusi untuk menutup aib atau jalan pintas keluar dari tekanan ekonomi, praktik ini justru menimbulkan beragam dampak yang dapat membahayakan masa depan anak, terutama bagi anak perempuan.
Dampak Kesehatan
- Risiko tinggi pada kesehatan ibu
Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko komplikasi kehamilan dan persalinan lebih tinggi. Tubuh yang belum siap secara biologis meningkatkan kemungkinan preeklamsia, perdarahan, dan kematian saat melahirkan. - Risiko gangguan kesehatan pada bayi
Bayi yang lahir dari ibu usia muda cenderung mengalami berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan gangguan perkembangan lainnya. Ini berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan kecerdasannya. - Gangguan kesehatan mental
Anak yang dipaksa menikah cenderung mengalami tekanan psikologis. Mereka bisa merasa cemas, stres, bahkan depresi karena harus memikul tanggung jawab rumah tangga di usia yang belum matang secara emosional. - Rentan terkena penyakit menular seksual (PMS)
Kurangnya edukasi tentang kesehatan reproduksi membuat pasangan muda lebih rentan tertular penyakit menular seksual. Risiko meningkat apabila pasangan laki-laki lebih tua dan memiliki riwayat hubungan seksual sebelumnya.
Dampak Ekonomi
- Ketidakstabilan kondisi ekonomi keluarga
Anak yang menikah dini biasanya belum memiliki pekerjaan tetap atau keterampilan kerja. Hal ini membuat mereka bergantung secara finansial pada pasangan atau orang tua. Dalam jangka panjang, hal ini memperbesar potensi kemiskinan antar-generasi.Â
Dampak Pendidikan
- Putus sekolah
Banyak anak perempuan yang harus berhenti sekolah setelah menikah. Peran sebagai istri dan ibu membatasi waktu dan kesempatan mereka untuk melanjutkan pendidikan. - Terhambatnya potensi dan pengembangan diri
Ketika anak kehilangan akses terhadap pendidikan dan ruang belajar, mereka juga kehilangan peluang untuk mengembangkan minat, bakat, dan kepercayaan diri. Hal ini berdampak pada rendahnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja dan masyarakat.Baca juga: Pemprov Banten Komitmen Terhadap Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
Dampak Sosial
- Risiko kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Pasangan yang menikah di usia muda belum memiliki kematangan emosional. Ini kerap menimbulkan konflik rumah tangga yang berujung pada kekerasan, baik secara verbal, fisik, maupun psikis. - Tingkat perceraian yang lebih tinggi
Menurut data BKKBN, pasangan yang menikah di usia dini memiliki tingkat perceraian lebih tinggi dibandingkan mereka yang menikah di usia yang lebih matang. Ketidaksiapan mental dan ekonomi menjadi faktor utama penyebab perceraian.
Perkawinan Anak bukan hanya soal usia, tetapi juga menyangkut kesiapan mental, fisik, ekonomi, dan sosial. Praktik ini membawa konsekuensi jangka panjang yang tidak hanya merugikan individu, tapi juga masyarakat secara luas.
Diperlukan kesadaran bersama dari keluarga, sekolah, tokoh masyarakat, dan pemerintah untuk mencegah terjadinya perkawinan usia dini, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat dan bermartabat.
Siti Anisatusshalihah