Selasa, September 9, 2025
BerandaBeritaNasionalPuting Beliung Terjang Perbatasan Bandung-Sumedang, BMKG Tanggapi Kemungkinan Tornado di Indonesia

Puting Beliung Terjang Perbatasan Bandung-Sumedang, BMKG Tanggapi Kemungkinan Tornado di Indonesia

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Perbatasan Kabupaten Sumedang dan Bandung, Jawa Barat, diguncang oleh angin puting beliung pada Rabu, 21 Februari 2024. Kejadian ini menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan di area tersebut.

Video dan foto detik-detik angin puting beliung tersebut menjadi viral di media sosial dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Salah satunya adalah video yang menampilkan angin berputar di depan kantor BPR KS Rancaekek. Pada video tersebut, terlihat benda-benda terbang dan pusaran angin kehitaman yang berputar-putar di wilayah tersebut.

Dilansir dari detikJabar, Menurut Yuan, seorang warga Haurpugur Rancaekek, angin puting beliung muncul sekitar pukul 15.58 WIB. Angin tersebut berasal dari arah Sumedang dan berputar di sepanjang Jalan Bandung-Garut.

Yuan menjelaskan angin bertiup dari Sumedang, melewati Pabrik Kahatex menuju Cicalengka, lalu ke Pabrik Kwalram dan berlanjut ke arah Haurpugur. Setelah itu, angin reda dan hujan pun turun. Banyak bangunan mengalami kerusakan, terutama atap dan material bangunan lainnya yang tersapu oleh angin.

“Angin dari Sumedang di Pabrik Kahatex ke arah Cicalengka sampai pabrik Kwalram lalu ke arah Haurpugur, angin masih ada, setelah itu enggak ada dan terjadi hujan,” ungkap Yuan.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban akibat peristiwa ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat memberikan analisis sementara terkait penyebab fenomena ini. Mereka menyoroti suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia yang relatif hangat, menyebabkan penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat.

Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatra juga berkontribusi terhadap terbentuknya area konvergensi dan belokan angin di sekitar wilayah Jawa Barat, meningkatkan pertumbuhan awan konvektif di area tersebut.

Ahli klimatologi menyatakan bahwa kejadian ini kemungkinan adalah tornado, bukan angin puting beliung biasa. Erma Yulihastin, seorang pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengomentari bahwa kejadian ini mengkonfirmasi kemungkinan adanya badai tornado di Indonesia.

“Efek tornado: beda dg puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?” Analisis sementara BMKG Jabar mengungkap sejumlah penyebab utama fenomena ini.

Erma juga mengungkapkan bahwa kejadian ini berlangsung lebih lama dari angin puting beliung biasa di Indonesia. Dia menyebutkan bahwa tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius yang lebih luas dibandingkan angin puting beliung.

“Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yg biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yg tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” tuturnya.

“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi “extreme event” 21 Februari 2023,” Tulis Erma Yulihastin, dalam unggahannya di Twitter.

Meski begitu, Erma belum menyediakan data kecepatan angin dan diameter maupun pemicu tornado tersebut.

“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini” ungkap Erma.(adel/red)

TERKAIT
- Advertisment -