Rabu, April 23, 2025

Puting Beliung Terjang Perbatasan Bandung-Sumedang, BMKG Tanggapi Kemungkinan Tornado di Indonesia

Bantentv.com – Perbatasan Kabupaten Sumedang dan Bandung, Jawa Barat, diguncang oleh angin puting beliung pada Rabu, 21 Februari 2024. Kejadian ini menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan di area tersebut.

Video dan foto detik-detik angin puting beliung tersebut menjadi viral di media sosial dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Salah satunya adalah video yang menampilkan angin berputar di depan kantor BPR KS Rancaekek. Pada video tersebut, terlihat benda-benda terbang dan pusaran angin kehitaman yang berputar-putar di wilayah tersebut.

Dilansir dari detikJabar, Menurut Yuan, seorang warga Haurpugur Rancaekek, angin puting beliung muncul sekitar pukul 15.58 WIB. Angin tersebut berasal dari arah Sumedang dan berputar di sepanjang Jalan Bandung-Garut.

Yuan menjelaskan angin bertiup dari Sumedang, melewati Pabrik Kahatex menuju Cicalengka, lalu ke Pabrik Kwalram dan berlanjut ke arah Haurpugur. Setelah itu, angin reda dan hujan pun turun. Banyak bangunan mengalami kerusakan, terutama atap dan material bangunan lainnya yang tersapu oleh angin.

“Angin dari Sumedang di Pabrik Kahatex ke arah Cicalengka sampai pabrik Kwalram lalu ke arah Haurpugur, angin masih ada, setelah itu enggak ada dan terjadi hujan,” ungkap Yuan.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban akibat peristiwa ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat memberikan analisis sementara terkait penyebab fenomena ini. Mereka menyoroti suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia yang relatif hangat, menyebabkan penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat.

Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatra juga berkontribusi terhadap terbentuknya area konvergensi dan belokan angin di sekitar wilayah Jawa Barat, meningkatkan pertumbuhan awan konvektif di area tersebut.

Ahli klimatologi menyatakan bahwa kejadian ini kemungkinan adalah tornado, bukan angin puting beliung biasa. Erma Yulihastin, seorang pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengomentari bahwa kejadian ini mengkonfirmasi kemungkinan adanya badai tornado di Indonesia.

“Efek tornado: beda dg puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?” Analisis sementara BMKG Jabar mengungkap sejumlah penyebab utama fenomena ini.

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga