Bantentv.com – Berdasarkan kalender hijriyah dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Sabtu 26 Juli 2025, bertepatan dengan 1 Safar 1447 H, menandai hari pertama umat Islam memasuki bulan Safar dalam penanggalan Islam.
Banyak masyarakat yang memercayai bahwa bulan Safar adalah bulan yang identik dengan kesialan, musibah, atau malapetaka.
Pandangan ini telah mengakar sejak lama, bahkan menjadi bagian dari tradisi dan keyakinan turun-temurun di beberapa kalangan.
Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa semua bulan dalam kalender hijriyah memiliki kedudukan yang sama, dan tidak boleh ada anggapan buruk terhadap waktu tertentu.
Mitos-mitos seperti ini dikhawatirkan dapat menyesatkan umat dan menimbulkan rasa takut yang tidak berdasar.
Karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh oleh keyakinan yang tidak memiliki dasar syariat, serta tetap memperkuat keimanan dan ketakwaan di bulan Safar maupun bulan-bulan lainnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Bahkan Rasulullah sendiri membantah bahwa bulan Safar bulan sial. Lewat riwayat Imam Bukhari, Nabi bersabda;
لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ ولا هَامةَ ولا صَفَرَ وفِرَّ من المَجْذُومِ كما تَفِرُّ من الأَسَد
Artinya: “Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa” (HR. Bukhari).
Islam mendasarkan ajarannya pada tauhid (keyakinan kepada satu Tuhan yang Maha Esa) dan mengajarkan kebenaran serta akhlak yang baik.
Menanggapi hal tersebut, para ulama dan tokoh agama menegaskan pentingnya meluruskan pemahaman tersebut.
Tidak ada dasar yang kuat dalam ajaran Islam, baik dalam Al-Qur’an maupun hadist shahih, yang menyatakan bahwa bulan Safar membawa kesialan.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.
Ditulis Oleh : / magang