Rabu, Juni 18, 2025
BerandaHiburanHindia Rilis Doves, '25 on Blank Canvas: Ada Suara Ibu Sumarsih Inisiator...

Hindia Rilis Doves, ’25 on Blank Canvas: Ada Suara Ibu Sumarsih Inisiator Aksi Kamisan

Bantentv.com – Baskara Putra, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Hindia, resmi merilis mixtape terbarunya bertajuk Doves, ’25 on Blank Canvas, sebagai hadiah ulang tahun yang ke-31 tahun untuk para penggemarnya.

Kurang dari dua tahun setelah merilis album Lagipula Hidup Akan Berakhir, musisi ini kembali meramaikan industri musik Indonesia dengan mixtape berisi 16 track ciptaannya.

Diketahui, mixtape ini lahir secara spontan dari pemikirannya sebagai respons terhadap berbagai keluhan dan peristiwa yang terjadi belakangan ini.

“Selain itu, saya juga terpantik dengan gejolak yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan, rasanya sulit untuk sama sekali tidak menanggapi hal-hal tersebut. Ada prasangka kuat bahwa karya ini harus rilis sekarang, tidak lebih cepat, tidak lebih lama. Lalu secara musik, keseluruhan mixtape banyak terpengaruh oleh berbagai musisi yang saya dengar selama beberapa bulan terakhir. Jadi semuanya dikerjakan secara spontan.” ujar Baskara dikutip dari Kompasiana.com.

Dari keenam belas track yang tersaji dalam mixtape tersebut, terdapat track yang sangat menarik perhatian, yakni pada track (kamis) dan Anak Itu Belum Pulang.

Suara Ibu Sumarsih di Track (kamis)

Dalam rilisan berjudul (kamis), Hindia berkolaborasi dengan Sumarsih, salah satu inisiator Aksi Kamisan, yang juga merupakan ibu dari Bernardinus Realino Norma Irawan alias Wawan, seorang mahasiswa Universitas Atma Jaya dan aktivis kemanusiaan yang menjadi korban dalam Tragedi Semanggi I tahun 1998.

Melalui karya ini, Sumarsih mengenang kepergian anaknya dengan jelas yang dinyatakan meninggal setelah ditembak oleh aparat tepat di dada sebelah kiri, sehingga mengenai jantung dan parunya. Padahal saat itu anaknya sedang berusaha menolong korban lain yang juga mengalami hal serupa.

Di akhir lagu, Sumarsih menyampaikan harapannya agar kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000.

“Bagi saya, warna hitam bukan lambang duka cita tetapi lambang keteguhan. Jangan yang ada hanya korban, tetapi pelakunya tidak ada!” tutup Sumarsih dalam track tersebut.

Pada track selanjutnya, Anak Itu Belum Pulang, Hindia menceritakan pengalaman pertamanya mengenal Aksi Kamisan, sebuah gerakan yang memperjuangkan keadilan bagi korban pelanggaran HAM.

Melalui lagu ini, ia juga menyalurkan rasa frustrasinya terhadap ketidakadilan yang masih belum dituntaskan oleh pemerintah hingga saat ini, sekaligus mengajak pendengar untuk tetap mengingat sejarah kelam bangsa dan menyuarakan berbagai tragedi pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia.

Siti Anisatusshalihah

TERKAIT