Bantentv.com – Serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel pada Rabu, 2 Juli 2025, telah merenggut nyawa dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, beserta keluarganya. Serangan tersebut terjadi di kawasan Tal Al-Hawa, bagian barat daya Kota Gaza.
Informasi dari kantor berita resmi Palestina, WAFA, menyebutkan bahwa beliau wafat bersama istri dan beberapa anaknya. Jenazah mereka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Al-Shifa, salah satu fasilitas medis utama di Gaza.
“Dengan penuh duka yang mendalam, saya sampaikan berita yang memilukan tentang gugurnya dr. Marwan Sultan dan keluarganya, setelah terjadi serangan langsung di rumah mereka.” ujar relawan lokal MER-C di Gaza dilansir dari MER-C Indonesia.
Menurut laporan dari relawan lokal MER-C, total sembilan warga Palestina dilaporkan tewas dalam peristiwa ini, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka.
Marwan Al-Sultan tak hanya seorang dokter, namun juga simbol dedikasi dan pengabdian di tengah krisis kemanusiaan yang terus melanda Gaza.
Baca juga: Lebih dari 2.000 Staf Medis di Gaza Kekurangan Makanan Selama Ramadan
Sejak 2016, ia aktif berkontribusi dalam pelayanan medis dan memimpin Rumah Sakit Indonesia yang terletak di wilayah utara Gaza.
Dikutip dari CNN, beliau dikenal sebagai konsultan kardiologi intervensional, yang telah menjalin kerja sama dengan berbagai tim medis dari Inggris, Prancis, Kanada, Belanda, Spanyol, Maroko, dan Belgia.
Kontribusinya menjadikan rumah sakit tersebut sebagai titik harapan bagi ribuan warga yang terdampak konflik.
Pada September 2024, dr. Marwan menerima bantuan operasional berupa mobil yang merupakan hasil donasi publik melalui platform Kitabisa dan gerakan #OrangBaik.
Ia tak hanya menjalankan fungsi sebagai direktur rumah sakit, tetapi juga menjadi jembatan penting antara masyarakat Gaza dan dunia internasional, termasuk Indonesia.
Di tengah berbagai tekanan dan pengepungan yang kerap dialami Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr. Marwan tak pernah menyerah. Ia terus berada di garis depan, memberikan pelayanan medis sekaligus harapan di tengah penderitaan.
“Ia menjadi simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan di saat-saat tersulit,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza yang disampaikan melalui media BBC.
Kepergian dr. Marwan merupakan kehilangan besar tidak hanya bagi para tenaga medis, tetapi juga bagi seluruh rakyat Gaza dan dunia.
Di tengah konflik yang belum kunjung usai, sosoknya akan selalu dikenang sebagai pahlawan kemanusiaan yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menolong sesama tanpa mengenal lelah.
Siti Anisatusshalihah