Bantentv.com – Warga Gaza menyambut bulan Ramadan dengan penuh keterbatasan, di tengah-tengah tantangan harapan hidup yang terus menguji ketahanan mereka.
Warga Gaza tetap bersukacita berbuka puasa di antara reruntuhan bangunan yang hancur, puing-puing yang berserakan, dan jejak-jejak penderitaan yang tak kunjung hilang.
Ramadan di Gaza bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga berjuang untuk tetap bertahan di tengah kehancuran yang terus membayangi.
Yayasan Sahabat Peduli Memanggil (SPM) adalah salah satu lembaga kemanusiaan yang peduli terhadap permasalahan kemanusiaan di Palestina dan masjid Al-Aqsha, bekerjasama dengan Lembaga mitra di Al Quds, terus berkontribusi untuk membantu warga Palestina selama bulan Ramadan.
Menurut Ketua Yayasan Sahabat Peduli Memanggil (SPM), Fadil Madkhuri, pihaknya mengirimkan bantuan dari para donatur Indonesia berupa ratusan paket makanan untuk berbuka puasa.
Ia juga menuturkan, pihaknya tidak dapat leluasa untuk mendokumentasikan dan makan dengan bebas, lantaran masih dijaga dan diawasi oleh tentara zionis Israel. Ini berdasarkan Informasi mitranya, Satibi yang sedang berada di Gaza mendampingi proses penyaluran bantuan paket makanan untuk buka bersama (bukber), di sekitar pelataran masjid Al Aqsha.
Baca juga: Lebih dari 2.000 Staf Medis di Gaza Kekurangan Makanan Selama Ramadan
“Di sana, dengan keterbatasan dokumentasi karena terus dihalangi oleh polisi Israel, nego nego dulu dengan mereka dan dibatasi gerak kami, durasi waktunya juga. Itu juga bisa masuk setelah berhari hari menunggu,” ujarnya kepada Bantentv.com melalui pesan WhatsApp, Minggu, 9 Maret 2025.
Bantuan makanan bukber tersebut, menurut Fadil merupakan bantuan tahap ke-1, yang direncanakan akan dilanjutkan kembali di tahap ke-2.
“Ada rencana di tahap 2. Disamping itu kami juga sedang menyiapkan program bantuan lainnya seperti Bukber di Gaza, bantuan tanki air minum, bantuan roti, Paket sembako untuk Gaza, dan lain sebagainya,” kata Fadil.
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu izin untuk dapat memasuki wilayah Gaza, mengingat masih dibatasinya pergerakan orang-orang yang akan masuk ke Gaza untuk memberikan bantuan.