Bantentv.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan komitmennya dalam menangani ancaman banjir yang masih menghantui Ibu Kota. Saat meninjau langsung titik banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Rajawati, Jakarta Selatan, Selasa 8 Juli 2025, ia menyoroti pentingnya strategi adaptif dalam mengatasi bencana banjir.
Pramono mengakui bahwa banjir tidak selalu bisa dihindari, terutama ketika curah hujan ekstrem dan rob terjadi secara bersamaan.
Namun, menurutnya, dampaknya bisa dikendalikan dengan penanganan yang tepat dan perencanaan matang.
“Memang terkadang kita nggak boleh melawan banjir, tapi bagaimana kita menyiasati bahwa banjir yang terjadi itu bisa kita alihkan bisa kita salurkan tidak membawa dampak kepada masyarakat,” kata Pramono, dikutip dari detik.com.
Baca juga: Banjir Jakarta Masih Rendam 55 RT, Ratusan Warga Mengungsi
Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas banjir yang melanda sejumlah wilayah Jakarta.
Gubernur Pramono juga menekankan perlunya pendekatan jangka panjang dan berbasis simulasi untuk memperkuat ketangguhan kota terhadap bencana.
Simulasi dan Perencanaan Jadi Kunci
Lebih lanjut, Pramono menekankan pentingnya perencanaan teknis dan pelatihan berkelanjutan.
Ia menyebut simulasi penanganan bencana harus menjadi agenda rutin, guna memastikan kesiapan seluruh perangkat daerah dalam menghadapi situasi darurat.
“Banjir bukan sekadar persoalan teknis. Ini soal kesiapan, respons cepat, dan kemampuan mengelola risiko,” tegasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada para petugas lapangan yang bekerja tanpa kenal lelah di tengah kondisi sulit.
“Secara khusus saya ingin berterima kasih. Saudara-saudara adalah garda terdepan dalam menghadapi bencana ini. Pekerjaan ini menuntut komitmen, kerja dari hati, dan ketangguhan fisik serta mental,” ucap Pramono menutup arahannya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga Selasa 8 Juli 2025 pukul 10.00 WIB, banjir masih menggenangi 55 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Ibu Kota.
Wilayah terdampak paling parah berada di Jakarta Timur dengan 28 RT terendam banjir, dan ketinggian air berkisar antara 30 hingga 160 sentimeter.
Sementara itu, Jakarta Barat menjadi wilayah terparah kedua dengan 19 RT terdampak dan ketinggian air antara 30 hingga 70 sentimeter. Genangan juga masih tercatat di sejumlah titik di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara.