Selasa, Maret 18, 2025

Andika Hazrumy Tanggapi Isu Dinasti Politik yang Viral di Medsos

Serang, Bantentv.com – Bakal calon Bupati Serang Andika Hazrumy menanggapi isu dinasti politik yang tengah viral di jagat maya. Hal itu terungkap politisi muda Golkar itu saat menjadi narasumber dalam acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau PKKMB Universitas Faletehan 2024.

Dalam acara yang digelar di kampus yang terletak di Kramatwatu, Kabupaten Serang itu, Andika secara terbuka menanggapi soal isu dinasti politik yang sedang ramai menjadi konten di media sosial Tiktok seiring dengan tengah berlangsungnya Pilkada Serentak 2024 termasuk di Banten.

Adalah seorang mahasiswa baru peserta acara tersebut yang memperkenalkan diri bernama Ikhsan, mendapat kesempatan untuk mengikuti sesi tanya jawab seusai Andika sebagai narasumber memaparkan materi paparannya.

“Saya ingin meminta tanggapan Pak Andika tentang isu dinasti politik yang lagi ramai di Tiktok. Dan setahu Saya, Pak Andika juga di dalamnya,” kata Ikhsan dengan lantang.

Andika tampak tersenyum mendengar pertanyaan Ikhsan. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Andika pun kemudian menanggapi permintaan Ikhsan tersebut.

Andika mengaku maklum dengan pandangan masyarakat mengenai dinasti politik yang cenderung negatif. Namun begitu, kata dia, dalam kasus dirinya sebagai politisi yang diasosiasikan dengan dinasti politik, Andika mengaku hal itu sebagai fitrah atau ketetapan dari sang pencipta yang harus dijalaninya sebagai manusia.

“Menjadi politisi bagi saya adalah fitrah saya yang harus saya terima,” kata Andika.

Dia menceritakan bahwa dirinya lahir dalam keluarga politisi di mana ayah dan ibunya kebetulan adalah para politisi. Kala itu sang ayah Hikmat Tomet adalah seorang anggota DPR RI, dan sang ibu Ratu Atut Chosiyah adalah Gubernur Banten.

Dengan begitu sejak kecil hingga tumbuh dewasa, Andika dan juga saudara-saudaranya di rumah, atau juga keluarga besarnya di luar keluarga inti, sangat dekat dan akrab dengan kehidupan politisi.

“Hal itu di alam bawah sadar menjadi sugesti bahwa kami anak-anaknya bercita-cita juga menjadi politisi di masa depan. Saya kira sesuatu yang wajar jika di keluarga polisi ada anak yang juga kemudian menjadi polisi. Atau di keluarga PNS dan keluarga-keluarga dengan profesi lainnya,” ujarnya.

Yang menjadi tidak wajar dan tidak baik adalah ketika menjadi politisi dengan cara-cara yang tidak baik atau menghalalkan segala cara, seperti menabrak aturan hingga mengubah hukum, sehingga menciderai demokrasi.

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga