Serang, Bantentv.com – Penerbit Bentang Pustaka baru-baru ini merilis sebuah novel terbaru yang menarik perhatian. Bagaimana tidak? Novel yang diterbitkan Bentang Pustaka di Desember lalu ini memiliki judul yang cukup menggelitik dan membuat penasaran siapa saja. Novel itu berjudul Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang.
Novel yang oleh sebagian besar pembaca dikategorikan dalam Historical Fiction ini merupakan karya dari penulis terkenal, Wisnu Suryaning Adji. Ia termasuk penulis terkenal yang hampir setiap karyanya laris manis terjual. Sebelum naik cetak, naskah novel milik Wisnu ini berhasil menarik perhatian para Juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2019.
Dilansir dari laman resmi Bentang Pustaka, novel Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang memiliki sudut pandang orang pertama dengan tokoh seorang kakek keturunan Tionghoa berusia 76 tahun. Kakek Tionghoa tersebut merasa sudah terlalu lama hidup dan lelah dengan segala persoalan lima anak serta penyakit darah tinggi yang ia derita.
Akhirnya, ia ingin sekali segera mati menyusul mendiang istrinya. Namun pada kenyataannya, keinginannya untuk mati sama sulitnya dengan bertahan hidup. Ia pun menyusun rencana supaya bisa mati dengan tenang.
Selain menceritakan kisah si kakek di masa kini, Wisnu juga menyuguhkan alur mundur saat kakek muda. Meski berlatar “kota ini,” namun setting waktu di tahun 1965 dan 1998 yang ada di novel ini juga menceritakan tragedi yang erat terjadi di Indonesia pada waktu yang sama.
Tragedi yang dimaksud adalah peristiwa pemberontakan yang traumatis pada etnis Tionghoa. Tragedi yang bermula dari stigma bahwa Tionghoa adalah biang kerok munculnya komunis di Indonesia. Sehingga pada masa itu banyak kasus kekerasan dan penyerangan mengerikan terhadap etnis Tionghoa.
Banyak pesan moral dan sudut pandang lain mengenai sejarah yang mampu dihadirkan penulis melalui novel ini. Alur maju mundur yang digunakan juga disajikan dengan baik sehingga tidak membuat pembaca bingung.
Dengan segala kisah hidupnya, lantas bisakah kakek Tionghoa tersebut mencapai keinginan dan rencananya untuk mati dengan tenang? (kholi/red)