Bantentv.com – Kisaran 200 perempuan yang tergabung dalam Koalisi Suara Ibu Indonesia menggelar aksi bertajuk “Kenduri Suara Ibu Indonesia” di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, pada Jumat, 26 September 2025.
Dengan membawa poster dan memukul panci, para ibu menyuarakan kegelisahan sekaligus protes keras terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.
Derang panci di tengah jalan menjadi simbol kritik. Alat dapur yang biasanya digunakan untuk memberi makan keluarga kini dijadikan corong perlawanan.
Menurut koordinator aksi, penggunaan panci melambangkan bahwa urusan dapur dan gizi anak tidak bisa diremehkan, apalagi jika kebijakan negara justru mengancam keselamatan mereka.
Aksi ini dipicu oleh serangkaian kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal yang dikaitkan dengan pelaksanaan program MBG di beberapa daerah, termasuk Bandung Barat.
Para peserta menilai kasus ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan serta terburu-burunya pelaksanaan program.
Baca Juga: 114 Mahasiswa UGM Mengabdi di Kabupaten Serang
Mereka menuntut agar pemerintah menghentikan sementara program tersebut hingga ada perbaikan mendasar.
“Kami tidak menolak anak-anak makan bergizi, tetapi kami menolak kebijakan yang sembrono dan berbahaya. Negara harus bertanggung jawab,” ujar salah satu orator aksi.
Selain soal keselamatan, massa aksi juga menyoroti sifat program MBG yang dinilai terlalu sentralistik dan militeristik.
Mereka meminta agar kebijakan pangan lebih transparan, melibatkan komunitas lokal, serta memperhatikan kearifan daerah.
Menurut mereka, gizi anak Indonesia seharusnya ditopang oleh sistem pangan yang sehat, berdaulat, dan berkelanjutan, bukan sekadar proyek politik sesaat.
Aksi ini mendapat perhatian masyarakat yang melintas di sekitar Bundaran UGM.
Beberapa pengendara berhenti sejenak, sebagian memberikan dukungan dengan mengacungkan jempol.
Suasana semakin hidup ketika para ibu membentangkan spanduk bertuliskan “Stop MBG, Selamatkan Anak-anak Kita”.
Pemerintah sendiri hingga kini masih menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program MBG dengan sejumlah evaluasi. Namun, desakan publik melalui aksi Kenduri Suara Ibu Indonesia memperlihatkan bahwa ada keresahan nyata di masyarakat yang tak bisa diabaikan.
Derang panci di jalanan Yogyakarta ini pun menjadi penanda bahwa suara ibu-ibu Indonesia kini bergema lantang: menuntut kebijakan yang lebih aman, adil, dan berpihak pada masa depan anak-anak bangsa.