Cilegon, Bantentv.com – Aksi protes yang dilayangkan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI Kota Cilegon yang merangsek masuk ke dalam gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon, diamankan oleh petugas pengamanan dalam atau Pamdal.
Bahkan, saat Ketua DPRD Kota Cilegon, Rizki Khairul Ichwan membuka rapat paripurna dalam rangka mendengarkan pidato kenegaraan, sempat terhenti sehingga langsung diamankan oleh Pamdal dan petugas Satpol PP Kota Cilegon dengan mengusirnya keluar gedung DPRD.
Ketua HMI Kota Cilegon, Rizki Andika mengatakan, pihaknya mendesak kepada para anggota DPRD Kota Cilegon, agar membuka mata terhadap kondisi real di tengah masyarakat, lantaran pemerintah Kota Cilegon terlalu sibuk mengundang investasi sehingga lupa dengan persoalan mendasar tentang kemiskinan yang stagnan di tengah gempuran investasi.
“Cilegon belum berdaulat, belum merdeka 100 persen, karena apa, apa bedanya investasi asing yang masuk ke Kota Cilegon ketika 24 persen masyarakat Cilegon masih dalam kemiskinan,” ucap Rizki.
“Ini tidak ada bedanya investasi dengan imperialisme, ketika masuknya investasi tai tidak mendongkrak perekonomian, menyerap tenaga kerja lokal dan pengangguran masih tinggi,” tegas Rizki.
Baca Juga: HMI Diminta Bersinergi dan berkolaborasi dalam Percepatan Pembangunan di Banten
Ketua DPRD Kota Cilegon, Rizki Khairul Ichwan menegaskan, ketimpangan antara investasi dan angka kemiskinan di Kota Cilegon ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Dirinya juga meminta agar pada tahun 2026 janji politik Robinsar-Fajar harus segera terealisasikan.
“Kami menghargai aspirasi mahasiswa, dan akan kami tampung. Tapi tolong disampaikan sesuai prosedur agar sidang tetap kondusif,” tegasnya.
Sementara itu, dari data tunggal sosial ekonomi nasional, angka kemiskinan berada di angka 24,93 persen, dengan jumlah realisasi investasi industri di Kota Cilegon, mencapai 919,1 triliun rupiah, sehingga kemiskinan di Kota Cilegon tidak mengalami penurunan atau mengalami stagnasi.
Editor : Erina Faiha Qothrunnada