Bantentv.com – Rasa takut pasti dialami oleh seluruh manusia, karena selain sebagai emosi alami yang ada dalam tubuh manusia, rasa takut juga termasuk dalam cara bertahan hidup.
Adanya rasa takut pada manusia merupakan suatu isyarat adanya bahaya atau ancaman bahaya fisik maupun psikologis.
Psikolog juga menjelaskan rasa takut merupakan emosi protektif dan primal pemicu reaksi biokimia dan emosional.
Reaksi biokimia atau fisik yang terjadi ketika manusia sedang mengalami perasaan takut adalah berkeringat, detak jatung berdebar kencang, serta peningkatan adrenalin sehingga merasa waspada berlebih.
Berbeda dengan reaksi emosional, reaksi ini lebih personal, contohnya ketika orang yang suka menonton film dengan genre horor atau thriller akan merasa senang karena ketakutan akibat film yang ditonton.
Baca Juga: Cara Mengatasi Rasa Takut yang Menghambat Kemajuan
Dua Jenis Ketakukan Bawaan Manusia
Pada dasarnya, manusia lahir hanya membawa dua jenis ketakutan yang akan memengaruhi keberlangsungan kehidupannya yakni ketakukan terhadap suara keras dan takut akan ketinggian (jatuh).
Mengutip dari topcareer.id, penelitian terhadap dua jenis ketakutan bawaan ini telah dilakukan pada tahun 1960.
Dalam penelitiannya, dilakukan dengan mengevaluasi rasa takut pada bayi berusia 6-14 bulan serta anak hewan.
Para peneliti membuat platform yang dibatasi dengan transparan plexiglass lalu menaruh subjek pada platform tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dan anak hewan memanjat untuk melangkahi plexiglass.
Artinya, rasa takut terjatuh merupakan naluri pokok yang dimiliki banyak spesies untuk kelangsungan hidupnya.
Dengan kata lain, ketakutan akan terjatuh berfungsi sebagai refleks alami tubuh manusia untuk menjaga keselamatannya.
Sedangkan, penelitian mengenai ketakutan akan suara keras, Seth Norrholm ilmuwan saraf translasi dari Emory University menjelaskan bahwa ketika manusia mendengar suara yang keras, maka refleks yang diberikan adalah Acoustic Startle Reflex (ASR) atau refleks kejutan akustik.
Kedua rasa takut bawaan ini membantu manusia agar tetap waspada dan merespons dengan cepat ketika sedang menghadapi situasi berbahaya.
Selain dua ketakutan bawaan tersebut, manusia juga akan memiliki ketakutan lainnya yang hadir melalui pengalaman maupun karena faktor eksternal seperti keluarga dan budaya.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.
Editor: Lilik HN