Bantentv.com – Ramadan bukan hanya tentang puasa, tetapi juga momen kebersamaan yang sarat akan tradisi dan budaya. Di berbagai belahan Nusantara, masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi unik dalam menyambut bulan suci, yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Berikut lima tradisi unik yang masih lestari dalam menyambut Ramadan di Nusantara:
- Dugderan – Jawa Tengah
Dugderan adalah tradisi masyarakat Semarang, Jawa Tengah, dalam menyambut Ramadan sebagai bentuk ekspresi kerinduan terhadap bulan suci.
Menurut buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, yang dikutip dari laman resmi Kelurahan Gayamsari, istilah “Dugderan” berasal dari bunyi bedug dug dug dan dentuman meriam der, yang melahirkan sebutan Dugderan.
Tradisi ini berlangsung dari pagi hingga senja, diawali dengan pasar rakyat dan arak-arakan Warak Ngendok, lalu diakhiri dengan pemukulan bedug dan doa bersama sebagai tanda dimulainya Ramadan.
- Nyorog – Jakarta
Nyorog merupakan tradisi adat Betawi dengan mengirimkan atau mengantarkan bingkisan kepada saudara yang lebih tua.
Tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1800 dan awalnya diperkenalkan oleh para wali Allah yang menyebarkan Islam dari tanah Sunda. Sejak saat itu, tradisi ini terus dilestarikan secara turun-temurun dan tetap berlangsung hingga kini.
Tradisi nyorog biasanya dilakukan menjelang Ramadan, Idul Fitri, atau saat ada hajatan. Bingkisan yang diberikan umumnya berisi bahan makanan seperti beras, gula, susu, kopi, sirup, serta makanan seperti daging, ikan, atau kue.
- Malamang – Sumatera Barat
Malamang adalah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Minangkabau untuk menyambut bulan Ramadan. Lamang, makanan khas dalam tradisi ini, dibuat dari beras ketan dan santan yang dimasak dalam bambu lalu dibakar dengan bara api kecil hingga matang.
Akitivitas malamang ini kerap menjadi momen berkumpul keluarga dan sanak saudara untuk mempererat tali silaturahmi menjelang bulan Ramadan.
Tradisi malaman ini tidak hanya dilakukan saat menjelang Ramadan, tapi juga dilakukan saat peringatan hari besar Islam lainnya, seperti Maulid Nabi.
- Megengan – Jawa Timur
Megengan merupakan tradisi dari Jawa, khususnya Jawa Timur. Melansir dari berbagai sumber, kata “megengan” berarti menahan. Megengan merupakan akulturasi budaya Jawa dan Islam yang dilakukan Wali Songo dahulu.
Rangkaian acara megengan bervariasi, biasanya didahului oleh kegiatan nyekar ke makam keluarga atau leluhur, sebagai simbol penghormatan. Kemudian, membaca doa dan tahlil bersama-sama di masjid atau musala serta membagikan nasi berkat dan kue apem kepada keluarga dan kerabat.
- Munggahan – Jawa Barat
Munggahan merupakan tradisi dari tanah Sunda. Munggahan kerap dimaknai dengan perjalanan menuju ke tempat yang lebih tinggi, yang dalam hal ini dilambangkan dengan pencapaian spiritual untuk memasuki bulan Ramadan, sebagai bulan yang penuh berkah.
Kegiatan munggahan seringkali dijadikan momen untuk kumpul keluarga besar, terutama bagi anggota keluarga yang tinggal di perantauan, munggahan ini menjadi momen untuk berkumpul kembali di kampung halaman.
Kegiatan dalam tradisi ini biasanya diisi dengan makan bersama, saling bermaafan dan ziarah ke makam keluarga.
Editor :AF Setiawan