Serang, Bantentv.com – Saat ini berbagai urusan manusia telah banyak dimudahkan dengan kemajuan teknologi. Beragam aplikasi yang memudahkan segala urusan bisa dengan mudah diakses melalui smart phone. Mulai dari aplikasi transfer uang, beli pulsa, bayar listrik, dan lain-lain dalam satu aplikasi e-banking atau mobile banking. Lalu beragam aplikasi market place yang memudahkan para pengguna untuk berbelanja segala kebutuhan juga tersedia di ponsel pintar ini.
Namun, ibarat dua sisi mata pisau, kemajuan teknologi yang positif ini turut diiringi dengan hal-hal negatif. Salah satunya adalah munculnya modus kejahatan yang berbasis teknologi. Tak jarang, kecanggihan teknologi pada smart phone saat ini justru membuat resiko kejahatan meningkat. Seperti kasus-kasus penipuan dan pencurian data pribadi yang berujung pada pengurasan saldo ATM.
Salah satu modus kejahatan melalui ponsel atau WhatsApp yang saat ini marak terjadi adalah dengan pengiriman link. Berikut ini empat modus pencurian melalui link di pesan WhatsApp yang sering terjadi :
- Link Resi Ekspedisi Pengiriman
Tahun 2022 lalu, dunia maya sempat dihebohkan dengan kasus penipuan berupa pengriman link resi sebuah ekspedisi pengiriman. Nyatanya, link yang dikirimkan bukan berasal dari ekspedisi, melainkan link yang menghubungkan pada aplikasi berisi virus.
Ketika link berhasil diklik, maka aplikasi tersebut langsung mencuri seluruh data dalam ponsel. Bukan tidak mungkin uang-uang elektronik yang di ponsel akan terkuras habis.
- Link Undangan Pernikahan
Kini, penipu dan para penjahat tersebut terus berbenah. Merasa caranya yang dulu di tahun 2022 kurang berhasil, mereka kembali dengan cara lain meski masih dengan metode yang sama. Modus kejahatan melalui pesan WhatsApp yang ditemukan tahun 2023 ini berupa pengiriman link undangan.
Pelaku dengan nomor tak dikenal akan berpura-pura kenal dekat dengan korban dan mengirimkan link undangan pernikahan atau suatu acara. Sama seperti link resi, link tersebut juga berisi virus yang akan mengambil alih data-data di ponsel pintar.
- Link Instagram atau Market Place
Sama seperti yang lainnya, pelaku kejahatan ini akan mengirimkan link abal-abal kepada target korban. Kali ini, tautan atau link berupa alamat instagram atau market palce. Pelaku biasanya akan berpura-pura menanyakan terkait produk yang dijual di instagram atau market place tertentu.
Jika calon korban adalah pelaku usaha di Instagram atau market place yang dimaksud, dapat dipastikan akan mudah sekali terkecoh. Meski demikian, jika berhati-hati maka link yang diberikan tersebut tetap terlihat abal-abal dan bukan dari laman resmi Instagram atau market place.
- Link Lowongan Pekerjaan
Mencari pekerjaan di saat resesi ekonomi terlebih pasca pandemi yang melanda dunia saat ini memang sangat sulit. Namun bukan berarti hal tersebut menjadikan kita bisa ceroboh dan kurang hati-hati. Para pelaku kejahatan online juga menyasar para pencari kerja melalui link palsu info lowongan kerja.
Jangan mudah percaya dengan aplikasi atau tautan yang terasa asing dan janggal. Terlebih jika itu didapatkan dari orang atau nomor yang tidak dikenal. Agar lebih aman, blokir saja nomor-nomor tersebut. Selain itu, selalu percayakan info-info penting di alamat website resmi milik lembaga atau apapun itu. (kholi/red)