Selasa, Juli 1, 2025
BerandaInHouseFeatureMedia Digital Pengaruhi Spiritual Gen Z

Media Digital Pengaruhi Spiritual Gen Z

Bantentv.com – Generasi Z dikenal dengan generasi yang tumbuh bersama teknologi. Mereka menjadi konsumen utama media sosial saat ini. Kehadiran teknologi yang berkembang pesat telah mengubah cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar, karena setiap harinya Gen Z disuguhkan dengan beragam informasi hingga tren-tren terbaru. Di tengah derasnya arus informasi, teknologi media digital kini menjadi sarana efektif bagi Gen Z untuk mengenal Tuhannya. Lantas, bagaimana media digital mempengaruhi spiritualitas Gen Z?

Sebagai generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi digital, cara mereka berinteraksi dengan orang sekitar jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka cenderung bergantung pada teknologi digital di berbagai aspek kehidupannya. Berbeda dengan generasi terdahulu, Gen Z lebih memilih cara beragama yang fleksibel dan personal. Mereka lebih tertarik mengakses konten agama melalui media digital daripada menghadiri majelis taklim konvensional.

Media digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan Gen Z, tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi sebagai sarana menyebarkan dan memperluas ilmu agama. Berbagai konten digital yang inspiratif dan edukatif tersedia untuk membantu Gen Z memahami nilai-nilai agama. Konten-konten dakwah ini sangat beragam, mulai dari kajian melalui live streaming, podcast, musik religi, hingga konten video pendek yang menginspirasi. Platform seperti Tiktok, Instagram, YouTube, Facebook, dan Twitter saat ini banyak digunakan oleh para pendakwah untuk menyebarkan ajaran agama dan berinteraksi dengan umat secara lebih luas.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa atau menyentuh angka sekitar 79,5% dari total populasi. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia memiliki potensi besar untuk mengakses konten keagamaan.

Namun, penting pula bagi Gen Z untuk bersikap kritis dan selektif dalam menerima konten agar tidak jatuh dalam formalisme beragama. Gen Z harus tetap terbuka terhadap isu-isu kontemporer sehingga tidak terjebak dalam kesesatan, namun tetap bisa menjaga keseimbangan antara iman dan ilmu pengetahuan. Hal ini yang menjadi tantangan Gen Z dalam menjaga pribadi yang religius di era digital.

Kehadiran para pendakwah era digital telah menjadi fenomena di kalangan Gen Z saat ini. Seperti Ustadz Felix Siauw, Ustadz Hanan Attaqi, Ustadz Agam, Kadam Sidik, Fuadh Naim, Hawaariyyun, dan Ustadzah Halimah Alaydrus telah berhasil menarik perhatian Gen Z dengan gaya berdakwahnya melalui konten-konten keagamaan yang modern.

Selain itu, banyak influencer muda juga yang berdakwah dengan menyebarkan kebaikan melalui konten yang menarik, seperti video “a day in my life”, spill outfit syar’i, bagi-bagi jumat berkah dan semacamnya. Dengan banyaknya konten positif yang tersedia, Gen Z kini dapat mengakses konten-konten inspiratif dan edukatif tentang agama kapan saja dan di mana saja. Selain dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku Gen Z, media digital juga dapat menjadi sarana untuk membangun komunitas dan jaringan yang positif dan mendukung pertumbuhan spiritual Gen Z.

Beberapa media digital yang memudahkan Gen Z mengakses ilmu agama antara lain  YouTube (channel YukNgajiTV, It’s Aisha Nadeem), Instagram (akun seperti @ustfelixsiauw, @hananattaqi, @halimahalaydrus ), Spotify Podcast (seperti Talk Yaa Haqq, Mindful Musimah Speaks), Aplikasi (seperti Muslim Pro, Quran Majeed) dan Situs web (seperti IslamicFinder, Kajian Islam).

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Gen Z juga dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi berbasis keagaman seperti Aplikasi Muslim Pro, yang dapat memudahkan Gen Z untuk menemukan arah kiblat ketika sedang berada dalam daerah atau area asing. Quran Digital yang tersedia dalam aplikasi atau website juga sangat praktis digunakan Gen Z kapan saja ketika ingin membaca Quran, bahkan saat dalam perjalanan.

Generasi Z dapat memiliki kesempatan untuk memperkuat keimanan mereka melalui dunia maya dengan cara yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Menyebarkan dakwah melalui media digital bukan hanya sekadar tren, tetapi juga refleksi dari evolusi praktik keagamaan di era modern. Oleh karena itu, media sosial dapat menjadi echo-camber yang dapat memperkuat pemahaman keagamaan yang telah tertanam pada diri seseorang, khususnya Generasi Z.

Media digital memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk dan memperkuat spiritualitas, khususnya Generasi Z. Selama mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan selektif, media digital dapat menjadi jendela spiritualitas yang mampu membuka jalan bagi mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan dan mengembangkan pemahaman agama yang lebih mendalam. (Fatimah Raihani/red)

TERKAIT