Bantentv.com – Ramainya lagu Arab yang populer di masyarakat khususnya Indonesia, menjadi perhatian tersendiri bagi penikmatnya. Tidak semua lagu Arab mengandung arti religi, bisa saja mengandung kegembiraan, cinta bahkan patah hati.
Seperti lirik lagu Arab yang sedang viral yakni Tob Tobi Tob, Lagu ini merupakan karya dari penyanyi Timur Tengah bernama Ahmed El Qatane yang pertama kali dirilis pada tahun 2015. Namun, ternyata dibalik kepopulerannya, terdapat kisah menarik yang menyertainya.
Lagu Tob Tobi Tob ini diambil dari puisi berjudul asli “Sawt Safiri Al-Bulbuli” yang artinya Suara Siulan Burung Bulbul. Lagu ini merupakan puisi Arab klasik yang dikenal karena ritme cepat dan permainan katanya yang unik.
Puisi ini sering dikaitkan dengan al-Asma’i, yaitu seorang penyair dan ahli bahasa dari era Abbasiyah, yang konon menciptakannya untuk menantang Khalifah Abu Ja’far al-Mansur.
Menurut cerita yang beredar, khalifah memiliki kebiasaan menghafal puisi hanya dengan sekali mendengar, dibantu oleh budak-budaknya, ia mampu menghafalnya setelah dua atau tiga kali mendengar.
Dengan cara ini, ia bisa mengklaim bahwa puisi yang disampaikan para penyair tersebut bukanlah karya baru untuk menghindari memberi hadiah kepada mereka.
Untuk mengatasi hal ini, al-Asma’i menyusun puisi dengan susunan kata yang sulit diingat, seperti penuh pengulangan, dan ritme yang membingungkan. Akibatnya, khalifah dan para pembantunya gagal menghafalnya, sehingga al-Asma’i berhasil memenangkan tantangan tersebut.
Dengan begitu, puisi Sawt Safiri Al-Bulbuli (Tob Tobi Tob) yakni menceritakan tentang suara-suara alam dan musik yang terdengar bersamaan, seperti ranting yang berbunyi, alat musik yang dimainkan, dan burung yang berkicau, sehingga membentuk irama yang alami dan selaras.
belakangan mencuri perhatian adalah lagu Sawt Safiri Al-Bulbuli atau yang dikenal dengan ‘Tob Tobi Tob’, yang viral karena ritmenya cepat dan susunan kata yang unik.
Berkat sejumlah kreator di TikTok, banyak orang kini tertarik untuk mencoba melantunkan lagu ini dan menjadikannya tantangan.
Berikut lirik dan terjemahan lagu Tob Tobi Tob yang viral di media sosial.
Sawt sufayr albulbal hij qalbi althamaliu (Suara kicauan burung bulbul menggetarkan hatiku yang mabuk cinta)
Alma’ walzuhr maean mae zahr lihazi almaqli (Air dan bunga bersama dengan keindahan yang tak tertandingi)
Wa’ant ya siadli wasidi wamulili (Dan engkau, wahai tuanku, junjunganku, dan penguasa hatiku)
Fakam fakum taymali ghazil eaqiqali (Begitu besar pesona cintamu yang menawan hatiku)
Qatafath min wajnat man lathim ward alkhajali (Aku memetik dari pipinya mawar yang tersipu malu)
Faqal la la la la la faqad ghadan muharuili (Dia berkata, “Tidak, tidak, tidak, karena esok aku akan bergegas pergi”)
Walkhud malt taraban man faeal hadh alrajlii (Pipi itu berseri bahagia, siapa yang membuatnya demikian?)
Fulult wwlult wli wali ya wylli (Aku berkata, “Oh, celaka! Oh, nasib malangku!”)
Faqult la tululi wabini alluwluly (Aku berkata, “Jangan menyiksaku, berikanlah mutiara hatimu kepadaku”)
Qalat lah hin kadha ‘iinhid wujid bialnaqlii (Dia berkata, “Jika begitu, angkatlah dan bawalah dengan kelembutan”)
Wafatiat suqunani qahwat kaleuslalii (Aku mencicipi kopi di pasar seperti madu yang manis)
Shamamtuha bi’anfi ‘azkaa min alqaranafilii (Aku menghirup aromanya, lebih harum dari cengkeh)
Fi wasat bustan huliyin bialzahr walsurur li (Di tengah taman yang indah, penuh bunga dan kebahagiaan)
Waleud dindan din li waltabl tabtab tabaliun (Kecapi berbunyi ‘dindan din’, dan genderang berdetak ‘tabtab tab’)
Tab tabtab tibi tabtab tib tabtab tabtab li (Tak, tak, tak, dentuman musik menyenangkanku)
Walsaqf saqu saqi siqi li walraqs qad tab ‘iilaya (Atap bergema, dan tarian membuatku bahagia)
Shawaa shiwaa washahshi ealaa waraq sifarijali (Suara merdu terdengar di antara dedaunan pohon pir)
Wagharad alqamar bisayh wala yanfi manayiy (Bulan bersinar terang, tak menghapus impian-impian indahku)
Walaw tarani rakiban ealaa himar ‘ahzal (Dan andai kau melihatku menunggang keledai kurus)
Yamshi ealaa thalathat kamishyat alearinjali (Berjalan dengan tiga kaki seperti pincangnya seseorang)
Walnaas tarjam jamali fi alsuwq bialqalaqalali (Orang-orang mengomentari keindahanku di pasar dengan kehebohan)
Walkulu kaeakae kaeakae khalfi wamin huaylli (Semuanya berceloteh, “keak keak,” di belakangku dan di sekelilingku)
Lakin mashit hariban min khashyat aleaqanqali (Tapi aku berjalan pergi, melarikan diri dari rasa malu)
‘Iilaa liqa’ malik muezam mubjiliun (Untuk menemui seorang raja agung yang terhormat)
Yamuruni bikhaleat hamra’ kaldam damali (Yang memberiku jubah merah seperti warna darah)
‘Ajar fiha mashya mubghadudan lildhiyli (Aku berjalan dengan penuh keanggunan, membiarkan ujungnya berkibar)
‘Ana al’adib al’almaeiu man hayi ‘ard almusli (Aku adalah penyair cerdas dari tanah Arab)
Nazamt qatean zakhraft yaejaz eanha al’adbaliu (Aku merangkai syair indah yang membuat para pujangga terkesima)
‘Aqul fi matlaeiha sawt sufayr albalbalii (Aku berkata dalam pembukaannya, “Suara kicauan burung bulbul…”)
Gimana? Sudah bisa menghafalnya? Atau sekadar menyanyikannya?