Minggu, Agustus 17, 2025
BerandaHiburanFilmFilm Animasi Merah Putih: One for All Tersandung Isu Plagiarisme, Batal Tayang...

Film Animasi Merah Putih: One for All Tersandung Isu Plagiarisme, Batal Tayang di Bioskop?

Bantentv.com – Film animasi lokal berjudul “Merah Putih: One for All” masih menjadi perbincangan hangat. Kini, menuai kontroversi karena beberapa karakternya diduga menggunakan karya orang lain tanpa kredit.

Disutradarai dan ditulis oleh Endiarto serta Bintang Takari, film ini sebelumnya viral. Alasannya adalah biaya produksi yang cukup fantastis senilai Rp 6.7 miliar.

Kini, terdapat isu bahwa enam karakter dari pemeran film animasi ini menggunakan karya animator 3D asal Pakistan bernama Junaid Miran. Namun, mereka tidak menyertakan kredit dari pihak produksi.

Diketahui, salah satu dari enam karakter yang digunakan merupakan pemeran utama dari film  Merah Putih: One for All.

Pada akun Youtube miliknya @JunaidMiran, ia membuat pernyataan bahwa tidak ada satupun tim produksi yang menghubunginya. Mereka juga tidak memberinya penghargaan atas penggunaan karakter yang dibuatnya sebagai pemeran utama.

Tidak hanya karakter, berdasarkan situs web Reallusion, terdapat beberapa adegan dalam film ini yang mirip dengan adegan yang ada dalam situs web tersebut. Adegan tersebut berasal dari berbagai pemilik atau seniman.

Sampai berita ini dibuat, pihak film Merah Putih: One for All masih belum memberikan pernyataan. Mereka belum memberikan tanggapan terkait isu plagiarism ini.

Sehingga, waganet membuat berbagai spekulasi. Spekulasi tersebut mulai dari dugaan pihak film Merah Putih: One for All memang membeli aset-aset tersebut, atau memang melakukan plagiasi dengan menjiplak karya orang lain.

Protes melalui Fitur Add Yours di Instagram

Tidak sampai disitu, warganet menyampaikan kekecewaannya terhadap film animasi lokal ini melalui fitur add yours pada media sosial Instagram.

Template add yours ini dibuat oleh akun @neohistoria.id. Ini sebagai bentuk protes agar film Merah Putih: One for All tidak tayang di layar lebar.

Film ini adalah sebuah penghinaan terhadap industri kreatif Indonesia. Kualitasnya yang buruk dan penggunaan aset siap pakai menunjukkan inkompetensi yang jelas.

Ini merupakan sebuah kemunduran besar terutama setelah kita berhasil mencapai standar kualitas tinggi melalui film Jumbo.

Jika tetap tayang, karya ini akan merusak kepercayaan publik dan mencederai perjuangan panjang para animator kita.

Oleh karena itu, kami mendesak film ini ditarik demi melindungi martabat dan masa depan industri yang telah susah payah kita bangun bersama.

Diketahui, template ini telah digunakan lebih dari 100 ribu akun, yang akhirnya menarik perhatian Badan Perfilman Indonesia (BPI).

Gunawan Paggaru selaku ketua BPI memberi dukungan atas permintaan pembatalan film ini sebagai bentuk pembelajaran industri film nasional.

“Diragukan keorisinilannya serta kualitas yang kurang menjadi masalah utama dari protes warganet. Hal ini agar film ini tidak ditayangkan di layar lebar,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Najwa Aponde, peserta program magang di Bantentv.com.Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.
TERKAIT
- Advertisment -