Bantentv.com – Sutradara ternama, Angga Dwimas Sasongko, kembali akan menunjukkan taringnya di industri perfilman dengan proyek terbarunya berjudul “Queen of Malacca” atau “Ratu Malaka”.
Film ini diperkenalkan di Cannes Film Market 2025 dan mengusung genre aksi-kriminal thriller dengan latar budaya Asia Tenggara serta isu-isu seputar dunia bawah tanah di kawasan Selat Malaka.
Setelah dua tahun terakhir lebih fokus mengelola Visinema, termasuk mengawal film animasi Jumbo yang mendapat sambutan luas dan menjadi film animasi terpopuler di Indonesia, Angga memutuskan kembali ke bangku sutradara.
“Kini setelah transformasi Visinema berjalan baik dan Jumbo melampaui target, saya kembali ke kursi sutradara dengan proyek yang lebih ambisius: film aksi yang emosional, penuh ketegangan, dan berakar pada cerita lokal,” katanya dikutip dari Variety.com.
Queen of Malacca akan menggabungkan elemen mistik dengan nuansa gelap dunia kriminal. Fokus utamanya berada pada kawasan Selat Malaka, yang tidak hanya strategis dalam konteks perdagangan dan politik, tetapi juga menyimpan banyak cerita tak terlihat dari permukaan.
Dalam wawancara yang dikutip Variety, Angga menyatakan keinginannya untuk memadukan mitologi tradisional Asia Tenggara dengan narasi kriminal yang kontemporer.
“Saya ingin membangun sebuah dunia yang sangat dekat dengan budaya Asia Tenggara, tetapi tidak pernah disentuh oleh sinema Asia Tenggara. Bagaimana kita memadukan gelapnya dunia kriminal bawah tanah yang ada di Selat Malaka, salah satu area strategis untuk berdagang juga menjadi pusat geopolitik, tidak hanya di bagian permukaan, melainkan juga di dunia bawah tanah.” ujarnya
Film ini masuk dalam deretan karya aksi Angga sebelumnya seperti Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (2018), Ben & Jody (2022), Mencuri Raden Saleh (2022) dan 13 Bom di Jakarta (2023).
Baca juga: Lima Rekomendasi Drakor Terbaru 2024 yang harus kalian Tonton!
Namun berbeda dari film-film terdahulu, Queen of Malacca tampaknya akan lebih luas secara tema dan jangkauan produksi. Saat ini, film tersebut masih berada pada tahap pengembangan skenario, sementara proses produksi utama direncanakan berlangsung pada 2026.
Studio Visinema juga tengah menjajaki kerja sama internasional, termasuk dengan pihak dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, untuk memperluas jangkauan distribusi. Angga, yang memimpin langsung proyek ini, akan bekerja bersama tim penulis dan produser lintas negara dalam menyusun pendekatan naratif dan teknis yang sesuai.
Dengan tema yang menggabungkan mitologi dan realitas sosial-politik kawasan, Queen of Malacca berpotensi menjadi sajian yang berbeda dari tren film aksi Indonesia selama ini. Meski proyek ini masih dalam tahap awal, banyak pihak menaruh perhatian terhadap arah yang diambil film ini, terutama karena keterlibatan nama-nama berpengalaman di balik layar.
Siti Anisatusshalihah