Bantentv.com – Dalam rangka pemasaran dan kampanye sosialnya, Laurier baru-baru ini memasang billboard bertuliskan ‘Surat Izin Menstruasi’ di beberapa tempat di Jakarta. Pemasangan billboard itu sebagai bagian dari kampanye yang mengangkat hastag #WaktunyaRelax.
Kampanye ini memadukan aktivitas luar ruangan dengan media sosial untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya memberi ruang bagi perempuan untuk beristirahat ketika menstruasi.
Kampanye dan Mekanisme Promosi
Dilansir dari media nasional, tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran perempuan Indonesia akan pentingnya istirahat saat menstruasi.
Mekanisme kampanye ini berjalan dengan publik diajak untuk mencari billboard ‘Surat Izin Menstruasi’, kemudian mengambil foto billboard tersebut, dan membagikannya ke Instagram story.
Selain itu, peserta juga diwajibkan mengikuti akun Instagram Laurier, menyebut akun Laurier dan mengajak temen mereka untuk ikut serta dalam challenge ini.
Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya istirahat saat menstruasi, challenge ini juga turut disediakan hadiah sebagai apresiasi partisipasi. Hadiah-hadiah itu berupa tas dari Samo Ondoh, tumbler Owala, set pembuat matcha, dan hampers dari Laurier.
Promosi Produk
Kampanye ini juga didukung oleh peluncuran produk Laurier Relax Night, yang diklaim sebagai pembalut dengan teknologi Serap Magnetik yang mampu menyerap dua kali lebih banyak, menangkap darah menstruasi lebih dengan lebih cepat dan kuat, serta mencegah bocor karena perekat yang kuat agar pembalut tidak bergeser atau berkerut.
Melalui kampanye billboard ‘Surat Izin Mentsruasi’, Laurier secara efektif menggabungkan edukasi soal menstruasi dan promosi produk baru mereka, menjadikan kampanye sebagai media komunikasi merek sekaligus gerakan sosial ringan.
Di samping kegiatan kampanye dan promosi produk, billboard ‘Surat Izin Menstruasi’ juga memiliki makna simbolik dan berpotensi memberikan dampak positif ke publik.
Secara simbolis, billboard ‘Surat Izin Menstruasi’ menegaskan bahwa ketika seorang perempuan mengalami menstruasi, ia berhak ‘izin’ atau diberi ruang dan waktu untuk beristirahat dan memberi pengakuan bahwa menstruasi bukan sekadar kondisi pribadi tetapi juga aspek kesejahteraan yang layak mendapat perhatian.
Selain itu, bentuk kampanye besar-besaran ini bersifat provokatif, dimana mudah untuk mengundang perhatian publik dan memancing rasa penasaran untuk diskusi tentang isu menstruasi di ruang publik.
Dengan memasang billboard bertuliskan ‘Surat Izin Menstruasi’ di Jakarta dan mengajak publik melalui challenge media sosial, Laurier berusaha memadukan strategi pemasaran dan advokasi sosial. Kampanye ini bertujuan menggugah kesadaran bahwa perempuan yang menstruasi berhak mendapatkan ruang untuk beristirahat.
Memadukan unsur edukasi dan promosi produk, kampanye ini bisa memperlebar jangkauan kesadaran kesehatan menstruasi, khususnya di kalangan generasi muda aktif media sosial.
Namun efektivitasnya akan sangat bergantung pada respon publik dan apakah pesan inti, yaitu pentingnya memberi ruang bagi perempuan ketika menstruasi, dapat tersampaikan tanpa terlalu dikaburkan oleh unsur komersial kampanye.
Keberhasilan kampanye ini akan sangat bergantung pada respons public, apakah mereka melihat ini sebagai inovasi pemasaran atau sebagai undangan nyata untuk membicarakan kesejahteraan mestruasi secara lebih terbuka.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.