Bantentv.com – Pemerintah Israel dilaporkan menjalin kerja sama dengan raksasa teknologi Google senilai 45 juta dolar AS atau sekitar Rp750 miliar.
Tujuannya, menutupi pemberitaan mengenai krisis kelaparan di Gaza dari laporan resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kesepakatan ini berlangsung enam bulan dengan fokus pada kampanye iklan digital.
Berdasarkan laporan media international, Informasi tersebut pertama kali mencuat di parlemen Israel (Knesset).
Sebelum Israel secara resmi menghentikan pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok ke Gaza pada 2 Maret 2025 lalu.
Baca Juga: Jebakan Maut di Gaza: 300 Warga Tewas Saat Cari Makan
Faktanya, bukan sebagai bentuk empati terhadap warga Palestina, para Parlemen mereka justru mengkhawatirkan citra Israel pada pandangan dunia.
Tersebar kontrak yang telah ditandatangani dan memperlihatkan Google sebagai “kunci” yang mendukung strategi hubungan masyarakat Netanyahu.
Kemudian, Kampanye propaganda digital itu dipimpin Avichay Adraee, juru bicara militer Israel untuk dunia Arab.
“Kami memutuskan meluncurkan kampanye digital untuk menjelaskan tidak ada kelaparan, dengan menyajikan data pendukung,” ujar Adraee.
Pemerintah Israel membuat iklan yang berisi tentang bantahan bahwa masyarakat Gaza sama sekali tidak mengalami kelaparan.
Dalam iklan yang dimuat pada platform YouTube memperlihatkan warga Palestina yang sedang memasak dan makan, serta dilengkapi dengan kalimat penutup “There is food in Gaza. Any other claim is a lie.”
Namun, klaim tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Data terbaru menyebutkan sedikitnya 367 warga Gaza meninggal akibat kelaparan, termasuk 131 anak-anak, sejak blokade penuh diterapkan.
Sebelum laporan resmi PBB dirilis, masyarakat internasional lebih dulu meluapkan kemarahan terhadap kebijakan Israel tersebut.
Upaya Israel Menutupi Berita Kelaparan Palestina
- Membayar 3 juta dolar AS (Rp49 miliar) kepada platform X untuk kampanye digital.
- Mengundang sejumlah influencer Amerika Serikat ke Gaza.
- Melarang jurnalis internasional masuk Gaza.
- Menyerang jurnalis Palestina yang tengah meliput di lapangan.
Dengan begitu, situasi ini memperkuat kritik global bahwa Israel berusaha membungkam informasi krisis kemanusiaan melalui strategi propaganda digital.
Editor: Lilik HN