Rabu, Juni 18, 2025
BerandaBeritaDukungan Terhadap Palestina Jadi Fokus Utama Pertemuan OKI

Dukungan Terhadap Palestina Jadi Fokus Utama Pertemuan OKI

Bantentv.com — Dukungan terhadap Palestina focus utama Pertemuan Komite Eksekutif Persatuan Parlemen Negara-Negara OKI (PUIC) di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh 11 dari 15 anggota komite eksekutif, yang berarti telah memenuhi kuorum untuk membahas sejumlah isu krusial.

“Alhamdulillah, 11 anggota hadir dari total 15. Ini sudah cukup untuk melanjutkan pembahasan agenda PUIC, termasuk empat komite tetap yang membahas politik, kebudayaan, ekonomi, dan hukum,” ujar Mardani, dalam keterangan tertulisnya, Senin 12 Mei 2025.

Forum ini menegaskan kembali sikap tegas negara-negara Islam terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Dalam pidato pembukaannya, Mardani menyuarakan komitmen bersama untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam keras tindakan kekerasan serta genosida yang dilakukan oleh Israel.

“Seluruh anggota sepakat bahwa perjuangan kemerdekaan Palestina harus terus diperjuangkan. Tindakan zionis Israel harus dikutuk secara kolektif,” tegas Mardani.

Perwakilan dari negara-negara kunci seperti Iran dan Arab Saudi turut menekankan bahwa saat ini adalah waktu paling krusial untuk menunjukkan solidaritas nyata terhadap rakyat Palestina.

“Ini adalah momentum penting bagi rakyat Palestina. Kita semua punya tanggung jawab untuk membantu secara konkret,” katanya.

Good Governance dan Institusi Kuat Jadi Prioritas Perubahan Internal

Selain membahas isu eksternal, forum ini juga menggarisbawahi pentingnya pembenahan internal di negara-negara anggota OKI.

Mardani menekankan perlunya membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan institusi yang kuat sebagai fondasi negara yang berdaya saing.

Mengutip ajaran Nabi Muhammad SAW, “Ibda’ binafsik” (mulailah dari diri sendiri), ia menyerukan agar negara-negara anggota tidak hanya mengkritik pihak luar, namun juga berkomitmen pada reformasi di dalam negeri.

“Kita tidak bisa terus menyalahkan negara-negara besar seperti Amerika atau Eropa jika kita sendiri belum melakukan perubahan. Perubahan harus dimulai dari membangun sistem pemerintahan yang bersih, kuat, dan melayani rakyat,” jelasnya.

Mardani juga mengingatkan bahwa mayoritas negara anggota OKI adalah negara berkembang.

Oleh karena itu, pembenahan institusional merupakan syarat mutlak untuk tumbuh menjadi negara maju yang mampu berkontribusi dalam tatanan global.

Pertemuan eksekutif ini menjadi momentum penting untuk mempererat kerja sama antarparlemen negara-negara Islam.

Sekaligus menyepakati langkah konkret yang akan dirumuskan dalam pembahasan lanjutan di masing-masing komite tetap.

Diskusi strategis ini dijadwalkan berlanjut hingga esok hari untuk merumuskan kebijakan bersama.

TERKAIT