Lebak, Bantentv.com – Guna mempertahankan dan melestarikan tradisi, Kasepuhan Masyarakat Adat Neglasari menggelar tradisi Seren Taun yang ke 445 di Kampung Tanggu Nusantata, Desa Cikatomas, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Tradisi Seren Taun Kasepuhan Adat Neglasari dimulai dari upacara adat dan memasukan padi kedalam leuit. Serta dilakukan simbolis penyerahan dan penanaman dua pohon aren.
Setelah itu, kegiatan Seren Taun dimeriahkan dengan atraksi seni dan kebudayaan seperti ngales, ngagondang, pencak silat, debus, musik karinding, dan berbagai kegiatan seni dan budaya lainnya.
Ketua Adat Kasepuhan Neglasari Abah Omik menyampaikan, tradisi Seren Taun Kasepuhan Neglasari merupakan salah satu silsilah sejarah yang sudah dilakukan mulai dari abad ke 18. Untuk tahun 2024 ini, merupakan tradisi seren taun yang ke 445.
Kegiatan Seren Taun yang dilaksanakan setiap tahunnya didukung oleh dinas – dinas terkait yang sudah mendukung pelaksanaan Seren Taun ini.
Seren Taun Kasepuhan Neglasari, di lakukan pergelaran untuk mempertahankan budaya warisan budaya leluhur yang ada di Kesepuhan Neglasari, seperti pergelaran angklung, angkong dan ngegondang.
Menurutnya, kegiatan Saren Taun juga di gelar, sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas hasil panen padi yang melimpah dan subur.
“Seren Taun yang digelar di Kesepuhan Neglasari diadakan setiap tahun itu gelar budaya, mempertahankan budaya warisan leluhur yang ada di Neglasari. Contohnya seperti yang tidak boleh tertinggal yaitu angklung, angkong, ngegondang, ada juga laes dan banyak lagi yang lainnya,” kata Abah Omik Ketua Adat Kasepuhan Neglasari.
Sementara anggota Komisi II DPRD Provinsi Banten Iip Makmur yang hadir di kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa Seren Taun ini merupakan kearifan lokal yang ada di Provinsi Banten. Dalam rangka untuk menjaga ketahanan pangan dan berharap pemerintah dapat melihat, bahwa Seren Taun ini bukan hanya seremonial, akan tetapi bagaimana mendidik masyarakat dalam mejaga swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan.
“Memaknai Seren Taun ini adalah kearifan lokal yang ada di Provinsi Banten dan nilai yang paling utama adalah dalam rangka ketahanan pangan, bagaimana kesepuhan melestarikan ini dan mudah-mudah pihak pemerintah bisa melihat bahwa sesungguhnya Seren Taun ini bukan seremonial, akan tetapi bagaimana mendidik masyarakat dalam rangka swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan,” ujar Iip Makmur Anggota Komisi II DPRD Provinsi Banten.
Pada bagian lain perwakilan dari Pemkab Lebak yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sukanta mengatakan, kegiatan Seren Taun ini merupakan kegiatan yang sudah rutin di gelar setiap tahunanya, bukan hanya di Kesepuhan Neglasari, tetapi seren taun sering digelar di beberapa kesepuhan yang ada di Kesepuhan Banten Kidul.
Menurutnya, tradisi Seren Taun tidak bisa dihentikan. Oleh karena itu, Pemkab Lebak dengan cerita apapun harus mengetahui dan berkontribusi apa yang bisa di berikan dalam rangka melestarikan kebudayaan Seren Taun ini.
“Ini kan acara yang sudah rutin dilakukan setiap tahun bukan di Neglasari saja bahkan ada di beberapa kasepuhan di Banten Kidul. Karena ini sesuatu hal yang memang tidak mungkin dihentikan karena itu ya pemerintah daerah harus mengetahui, kemudian berkontribusi apa yang diberikan dalam rangka melestarikan kebudayaan ini,” ujar Sukanta Kepala Kesbangpol Kabupaten Lebak.
Diketahui kegiatan Seren Taun masyarakat kesepuhan adat Neglasari ke 455 ini juga mendapatkan perhatian dan support dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten melalui Bidang Kebudayaan. Sebagai bentuk melestarikan budaya yang ada di Provinsi Banten. (adv)