Bantentv.com – Setelah ditetapkan menjadi salah satu bahasa resmi dalam Konferensi Umum UNESCO pada 2023 lalu, kini bahasa Indonesia digunakan untuk pertama kali sebagai bahasa kerja dalam Sidang Umum UNESCO ke-43 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, di Samarkand, Uzbekistan, Selasa 4 November 2025.
Dalam pernyataannya, Mu’ti mengawali dan menutup dengan pantun, di mana pantun juga menjadi salah satu bentuk budaya tak benda yang telah diakui UNESCO.
Mu’ti juga menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Uzbekistan yang menjadi tuan rumah Konferensi Umum Ke-43 UNESCO, dalam bahasa Inggris.
Selain itu, Mu’ti pun menyampaikan apresiasi atas dukungan UNESCO dan semua negara anggota yang telah mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10 pada Sidang Umum UNESCO, 20 November 2023 lalu.
Momen itu juga turut memperkenalkan dan mengingatkan bahwa bahasa Indonesia juga telah lama berfungsi menjadi jembatan kesatuan di seluruh kepulauan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnis.
”Pada hari ini, bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antarnegeri,” kata Mu’ti.
Saat ini terdapat 10 bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO, terdiri atas enam bahasa resmi PBB, yakni Inggris, Perancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol, serta empat bahasa negara anggota UNESCO lainnya, yaitu Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.
Diketahui lebih dari empat dekade pertemuan tertinggi UNESCO diselenggarakan di luar markas besarnya di Paris. Pada konferensi yang diselenggarakan tersebut, UNESCO mempertemukan 194 negara anggota dalam forum global untuk membahas arah baru kerja sama internasional.
Dalam pidatonya, Mu’ti menyampaikan bahwa di tengah tantangan global, UNESCO sebagai organisasi yang menjunjung nilai perdamaian, memandang perlu adanya perlindungan dan dukungan tanpa syarat bagi hak-hak fundamental di zona konflik, khususnya di Gaza, di mana tempat seluruh elemen peradaban dihancurkan secara sengaja dan terancam hilang.
”Kami mendesak komunitas global untuk memastikan keselamatan pelajar, pendidik, jurnalis, dan relawan kemanusiaan, serta pemulihan total fasilitas pendidikan dan cagar budaya yang rusak. Ini adalah pertaruhan martabat kemanusiaan yang harus kita menangkan,” ucap Mu’ti.
Ia menyebutkan, Indonesia meyakini bahwa solusi atas tantangan global tidak semata-mata terletak pada kekuasaan atau ekonomi saja, melainkan pada manusia yang tercerahkan melalui pendidikan, sains, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi yang membebaskan.
“Nilai-nilai mendasar inilah yang membawa kami pada penegasan bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal,” ujar Mu’ti.
Tekankan Pendidikan Berkualitas yang Merata

Masih dalam pidatonya, Mu’ti menyampaikan soal pendidikan di Indonesia, bahwa angka partisipasi sekolah anak usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun di Indonesia masing-masing telah mencapai 99,19 persen dan 96,17 persen.
“Kami baru mengeluarkan kebijakan Pendidikan Bermutu untuk Semua sebagai pelaksanaan konstitusi dan Astacita Presiden serta sebagai jalan menuju kemanusiaan yang adil dan beradab,” terangnya.
Pada kesempatan itu juga, Mu’ti menyampaikan bahwa Kemendikdasmen telah meluncurkan Gerakan Semesta untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-4. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang memprioritaskan pembelajaran mendalam yang mempraktikkan pendekatan berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Mu’ti memaparkan, adapun program lainnya yang sedang dilakukan pihaknya yakni mencakup pengenalan kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) dan koding, penguatan pendidikan karakter, serta peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru sebagai agen pembelajaran dan agen peradaban.
Tak lupa, Mu’ti juga menyampaikan tentang pemenuhan gizi anak sekolah melalui program Makan Bergizi Gratis serta pengembangan Sekolah Rakyat bagi anak-anak dari keluarga miskin juga menjadi pembahasan dalam konferensi tersebut.
”Selain itu, ada program digitalisasi pendidikan dan Rumah Pendidikan sebagai upaya memberikan layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak di daerah terpencil,” kata Mu’ti.
Selain itu, keanekaragaman hayati dan biologi yang dimiliki Indonesia juga turut dibahas. Diketahui Indonesia secara aktif memperkuat kapasitasnya dalam bidang sains melalui berbagai program UNESCO seperti Man and the Biosphere, Global Geopark, dan situs Warisan Dunia.
Pada kesempatan itu, Mu’ti meminta dukungan atas pencalonan Indonesia sebagai anggota Komite Antarpemerintah Konvensi UNESCO 2003 pada tahun 2025.
“Kami mengharapkan dukungan dari negara-negara anggota untuk mewujudkan komitmen kami,” katanya.
Indonesia juga mendukung penuh mandat UNESCO di bidang komunikasi dan informasi yakni dengan memperkuat perlindungan bagi keselamatan jurnalis. Selain itu, memperluas literasi media dan informasi, khususnya bagi pemuda dan pelajar, dengan mengintegrasikan literasi digital di sekolah-sekolah.
”Indonesia berdiri bersama seluruh negara anggota untuk memperkuat UNESCO sebagai ruang kolaborasi global yang berlandaskan saling percaya, saling belajar, dan saling menghormati. Mari kita pastikan pendidikan menerangi, sains memberdayakan, kebudayaan menyatukan, dan informasi memerdekakan umat manusia,” kata Mu’ti.
Dalam Konferensi Umum Ke-43 UNESCO itu, akan membahas isu-isu strategis seperti masa depan pendidikan global, perlindungan warisan budaya, etika ilmu pengetahuan, serta peran teknologi dalam pembangunan berkelanjutan.