Bantentv.com – Memasuki separuh akhir bulan Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah, salah satunya disunnahkan membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat Witir yang dilakukan setelah shalat Tarawih.

Tepatnya, amalan membaca qunut ini dilakukan saat shalat witir pada malam ke-16 Ramadan (hari ke-15 Ramadan).

Amalan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi merupakan sunnah yang telah diwariskan sejak zaman para sahabat Nabi hingga saat ini.

Sebagaimana dilansir dari NU online, Imam al-Nawawi berpendapat bahwa disunnahkan untuk membaca qunut di akhir shalat Witir pada separuh akhir Ramadan.

Meskipun ada sebagian pendapat yang memperbolehkan membaca qunut sepanjang bulan Ramadan, pendapat yang paling kuat dalam Madzhab Syafi’i justru menyatakan bahwa qunut sebaiknya dikhususkan hanya pada separuh akhir Ramadan.

Baca juga: Bacaan Doa Setelah Shalat Tarawih, Lengkap dengan Latin dan Terjemah

Anjuran Membaca Doa Qunut di Bulan Ramadan

Imam al-Baihaqi dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar menegaskan bahwa Imam Asy-Syafi’i menganjurkan pembacaan doa qunut.

Pernyataan al-Baihaqi tersebut juga dikonfirmasi oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar yang menjelaskan bahwa ulama kalangan Mazhab Syafi’i menganjurkan pembacaan doa qunut saat witir di separuh terakhir bulan Ramadan.

“Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyyah) yang berpendapat, disunnah qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut Madzhab Abu Hanifah. Namun yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadhan.”

Meski menyampaikan beberapa versi pendapat, an-Nawawi menjelaskan bahwa yang paling kuat adalah pendapat yang mengatakan qunut dibaca pada separuh terakhir Ramadan.

Bacaan Doa Qunut

Adapun redaksi doanya sama seperti Qunut pada umumnya. Berikut teks doa dan terjemahnya.

Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait.

Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam 

“Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”