Bantentv.com – Bulan Ramadan tinggal menghitung hari, dimana bulan yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Bagi umat Muslim, Ramadan bukan hanya sekadar waktu untuk berpuasa, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbanyak ibadah, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Selain puasa dan ibadah sunah lainnya, salah satu ibadah yang jangan dilewatkan adalah shalat tarawih. Salah tarawih merupakan salah satu ibadah khas di bulan Ramadan.
Perlu dicatat bahwa penetapan awal Ramadan dapat berbeda antara organisasi Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan pemerintah, karena perbedaan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Lantas, kapan 1 Ramadan atau awal puasa ditetapkan? Berikut ini penetapan awal Ramadan menurut Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah.
Penetapan Awal Ramadan Versi Muhammadiyah
Dilansir dari laman umj.ac.id, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Penetapan ini berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 Hijriah.
Dengan demikian, umat Islam yang mengikuti penetapan Muhammadiyah akan memulai puasa Ramadan pada tanggal tersebut, dan shalat tarawih pertamanya dilaksanakan pada Jumat, 28 Februari 2025, dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.
Penetapan Awal Ramadan Versi Nahdlatul Ulama (NU)
Seperti dilansir dari laman nu.or.id, Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan secara resmi tanggal 1 Ramadan 1446 Hijriah. Penentuan awal Ramadan versi NU akan ditentukan melalui Sidang Isbat yang dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025.
Sidang isbat ini akan melibatkan pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia, dan musyawarah untuk pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, umat Islam yang mengikuti penetapan NU disarankan untuk menunggu hasil Sidang Isbat tersebut untuk mengetahui kepastian awal Ramadan 1446 H.
Penetapan Awal Ramadan Versi Pemerintah
Penetapan Awal puasa bagi umat islam di indonesia versi pemerintah sama halnya dengan NU, masih menunggu sidang isbat. Berdasarkan pengumuman kementerian agama, akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1446 H baru akan dilakukan pada 28 februari 2025.
Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. Sidang ini akan menentukan awal bulan puasa bagi umat Islam di Indonesia. Sidang dijadwalkan akan dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
Mendapatkan Pahala yang Besar
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berdiri (shalat malam) di bulan Ramadan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ini menunjukkan betapa besar pahala yang didapatkan oleh umat Islam yang melaksanakan shalat Tarawih dengan niat yang ikhlas.
Penghapus Dosa
Selain mendapatkan pahala yang besar, shalat Tarawih juga berfungsi sebagai penghapus dosa. Melakukan shalat sunnah ini dengan penuh ketekunan dapat membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
Shalat Tarawih adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah ini membantu umat Muslim untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan kewajiban dan berusaha untuk mendapatkan ridha Allah.
Mendapatkan Keberkahan Ramadan
Melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk memberikan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan Ramadan.
Sebagaimana kita ketahui, bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah, dan setiap amal ibadah yang dilakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya.
Shalat Tarawih dilakukan setelah shalat Isya dan terdiri dari beberapa rakaat. Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat Tarawih:
Niat Shalat Tarawih
Sebelum melaksanakan shalat Tarawih, seseorang harus berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Tarawih, baik niatnya dalam hati ataupun diucapkan.
Jumlah Rakaat
Shalat Tarawih umumnya dilakukan dalam dua rakaat satu salam. Jumlah rakaatnya dapat bervariasi antara 8 hingga 20 rakaat. Di beberapa masjid, sering dilakukan 8 rakaat dengan 2 rakaat salam, dan ada juga yang 20 rakaat. Tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah.
Shalat Tarawih dengan Istirahat di Antara Rakaat
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, para sahabat melakukan istirahat sejenak setelah setiap dua rakaat. Ini menjadi alasan mengapa shalat ini dinamakan “Tarawih,” yang berarti beristirahat.
Bacaan dalam Shalat Tarawih
Bacaan dalam shalat Tarawih tidak berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Di setiap rakaat, setelah membaca Al-Fatihah, seseorang membaca surat pendek dari Al-Qur’an, yang biasanya berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan masing-masing.
Dianjurkan Shalat di Masjid
Meskipun shalat Tarawih bisa dilakukan di rumah, namun sangat dianjurkan untuk melakukannya berjamaah di masjid. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat bersama imam sampai selesai, maka dia akan mendapatkan pahala seperti shalat semalam penuh.” (HR. Muslim).
Waktu Pelaksanaan Shalat Tarawih
Shalat Tarawih dikerjakan setelah shalat Isya, dengan waktu yang berlangsung hingga akhir malam. Namun, ada beberapa pandangan yang menyarankan agar shalat Tarawih dilakukan lebih awal agar tidak terlalu larut malam.
Di beberapa tempat, shalat ini dilakukan setelah beberapa waktu dari shalat Isya, untuk memberikan kesempatan bagi umat Islam yang bekerja untuk dapat beristirahat terlebih dahulu.
Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Meskipun shalat Tarawih bisa dilakukan di rumah, melaksanakannya di masjid secara berjamaah akan menambah keberkahan.
Dengan melaksanakan shalat Tarawih, umat Muslim dapat memperbanyak amal ibadah mereka dan meraih berbagai keutamaan di bulan suci ini.