Senin, Juni 16, 2025
BerandaRagamRefleksi Hari Ayah Sedunia: Tak Seramai Hari Ibu, Tapi Tak Kalah Bermakna

Refleksi Hari Ayah Sedunia: Tak Seramai Hari Ibu, Tapi Tak Kalah Bermakna

Bantentv.com – Setiap tanggal 15 Juni, dunia memperingati Hari Ayah Sedunia atau yang lebih dikenal dengan Father’s Day. Refleksi hari ayah ini, meski tak sepopuler Hari Ibu, tetap menjadi pengingat penting akan peran besar sosok ayah dalam keluarga.

Tidak seperti Hari Ibu yang sering dihiasi banjir bunga, puisi, atau promosi besar-besaran di pusat perbelanjaan, refleksi hari ayah sering kali berlalu dengan sunyi.

Namun, justru dalam kesunyian itulah kita diingatkan bahwa refleksi peran ayah pun tak kalah dalam membentuk fondasi kehidupan anak-anak dan keluarganya.

Perayaan Hari Ayah Sedunia bermula di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1910, diprakarsai oleh seorang wanita bernama Sonora Smart Dodd.

Ia ingin menghormati ayahnya, seorang veteran Perang Sipil yang membesarkan anak-anaknya seorang diri setelah istrinya wafat.

Perlahan, tradisi ini menyebar ke berbagai negara, dengan tanggal yang bervariasi. Di banyak negara, termasuk Amerika, Kanada, dan Inggris, refleksi hari ayah dirayakan setiap Minggu ketiga di bulan Juni. Namun sebagian negara lain memilih tanggal berbeda, disesuaikan dengan budaya masing-masing.

Bagaimana dengan Indonesia?

Mungkin banyak yang belum tahu, Indonesia juga memiliki Hari Ayah Nasional, yang diperingati setiap 12 November.

Mengutip dari situs Kemendikbudristek, peringatan ini mulai diresmikan pada tahun 2006 oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), sebagai bentuk penghargaan terhadap peran ayah dalam keluarga dan pembangunan masyarakat.

Artinya, di Indonesia kita sebenarnya memiliki dua momentum berbeda untuk mengapresiasi ayah: satu secara global di 15 Juni, dan satu secara nasional di 12 November, yang keduanya menjadi refleksi hari ayah.

Ayah sering kali digambarkan sebagai sosok yang tegar, kuat, dan jarang menunjukkan emosi. Tapi di balik diamnya, ada cinta yang besar dan pengorbanan tanpa pamrih.

Mulai dari membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan rumah, hingga menjadi panutan dalam diam, semua dilakukan tanpa banyak kata.

Momen seperti refleksi hari ayah penting untuk memperlambat langkah kita sejenak dan melihat lebih dalam, apakah kita sudah cukup menunjukkan cinta dan apresiasi untuk ayah.

Merayakan Hari Ayah tak harus dengan hadiah mahal. Terkadang, sebuah pelukan hangat, pesan sederhana, atau sekadar “Terima kasih, Yah” sudah cukup untuk membuat hatinya bahagia.

Hari ini, mungkin saat yang tepat untuk mengirim pesan, menelpon, atau bahkan berkunjung jika memungkinkan. Karena waktu bersama ayah adalah hadiah yang tak bisa dibeli kembali.

TERKAIT