Senin, Agustus 18, 2025
BerandaRagamFotografer Proklamasi: Kisah Perjuangan Mendur Bersaudara

Fotografer Proklamasi: Kisah Perjuangan Mendur Bersaudara

Bantentv.com – Seperti kita tahu, 17 Agustus 1945 adalah hari bersejarah bangsa Indonesia. Hari itu, teks proklamasi dibacakan Soekarno didampingi Mohammad Hatta. Pada momen, kehadiran fotografer proklamasi sangatlah penting untuk mengabadikan peristiwa tersebut.

Dalam buku sejarah, kita sering melihat foto proklamator dan momen upacara kemerdekaan. Foto-foto itu ikonik hingga kini.

Namun, pernahkah terpikir siapa sosok yang mengambil foto bersejarah tersebut? Siapa yang mengabadikan proklamasi untuk bangsa Indonesia?

Menurut laporan BBC, foto-foto penting proklamasi adalah karya dua fotografer bersaudara: Frans Mendur dan Alex Mendur.

Baca Juga: Mengenal Sosok M. Joesoef Ronodipoero, Wartawan Pertama yang Kabarkan Kemerdekaan Indonesia

Perjalanan Karier Alex dan Frans Mendur

Hasil Foto Mendur Bersaudara, di saat pengibaran Bendera Merah Putih. (Foto: BBC)

Alex Impurung Mendur lahir di Kawangkoan, Manado, 7 November 1907. Pada 1922, ia merantau ke Batavia.

Di sana, Alex belajar fotografi. Lalu, pada 1930-an ia bekerja di perusahaan foto Luyks and Charls & van Es & Co.

Kemudian, pada 1932, ia menjadi jurnalis foto di Java Bode dan majalah Wereld Nieuws en Sport in Beld.

Alex tercatat sebagai satu-satunya fotografer Indonesia di media berbahasa Belanda saat itu.

Sementara itu, Frans Soemarto Mendur lahir di Kawangkoan, 16 April 1913. Ia anak kedua Agustus Mendur dan Ariantje Mononimbar.

Sejak remaja, Frans merantau ke Surabaya lalu ke Batavia, bertemu sang kakak Alex.

Dari Alex, ia belajar fotografi. Minatnya pada dunia foto semakin kuat.

Frans kemudian bekerja di surat kabar Java Bode. Setelah itu, ia pindah ke surat kabar Asia Raya.

Baca Juga: Kinanti, Fotografer Cilik yang Membuat Kagum Warganet setelah Melihat Hasil Jepretannya

Momen Sejarah di Proklamasi

Hasil Foto Mendur Bersaudara, di saat Soekarno membacakan teks proklamasi. (Foto: BBC)

Melalui berita Kantor Berita Domei, Mendur bersaudara mengetahui kabar proklamasi. Mereka segera menuju kediaman Soekarno di Pegangsaan Timur 56.

Perjalanan keduanya tidak sama. Alex dan Frans menempuh jalan berbeda agar bisa mencapai lokasi.

Frans membawa kamera Leica dengan satu rol film “pinjaman” dari kantor Djawa Shimbun Sha.

Ia memotret tiga momen penting: pembacaan teks proklamasi, pengibaran bendera, dan suasana rakyat menyaksikan kemerdekaan.

Hanya Mendur bersaudara yang hadir meliput proklamasi. Mereka berperan besar mengabadikan sejarah bangsa.

Namun, perjuangan tidak mudah. Tentara Jepang menyita film Alex dan menghancurkan negatif miliknya.

Berbeda dengan Alex, Frans menyelamatkan foto dengan cara unik. Ia mengubur negatif film di halaman kantor Asia Raya.

Kemudian, saat tentara Jepang menggeledah, Frans mengaku filmnya telah dirampas barisan pelopor. Negatif itu pun selamat.

Beberapa waktu kemudian, ia diam-diam mencetak foto di kamar gelap Kantor Berita Domei.

Baca Juga: Kunjungi 5 Destinasi Ini Untuk Kembali Mengenang Sejarah Kemerdekaan!

Foto Bersejarah Dipublikasikan

Pada 18 Agustus 1945, harian Asia Raya memuat berita proklamasi tanpa foto. Tentara Jepang menekan penyebaran kabar kemerdekaan.

Enam bulan berselang, pada 17 Februari 1946, foto karya Frans akhirnya dipublikasikan di harian Merdeka.

Publikasi tersebut menjadi bukti autentik peristiwa proklamasi. Foto-foto itu membuktikan sejarah tidak bisa dipungkiri.

Karya Frans Mendur menunjukkan bahwa kemerdekaan tidak diraih instan. Ada perjuangan, pengorbanan, dan keberanian banyak pihak.

Editor: AF Setiawan

TERKAIT
- Advertisment -