Senin, September 8, 2025
BerandaHiburanPencipta Kaos Barong Bali, Pande Ketut Krisna Meninggal Dunia di Usia 77...

Pencipta Kaos Barong Bali, Pande Ketut Krisna Meninggal Dunia di Usia 77 Tahun

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Duka mendalam menyelimuti Pulau Dewata, Bali, dengan berita kepergian Pande Ketut Krisna, pencipta kaos barong Bali. Pande Ketut Krisna meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar. Menurut putra almarhum, Pande Yudi, ayahnya meninggal karena sakit pada tanggal 29 Februari 2024 di RSUP Sanglah.

“Upacara pengabenan akan diadakan di Setra Beng, Kabupaten Gianyar pada tanggal 10 April 2024,” ungkap Pande Nyoman Yudi Sutrisna, putra almarhum Pande Ketut Krisna, di Gianyar, Rabu 6 Maret 2024.

Pande Ketut Krisna adalah sosok yang menemukan kaos barong sekitar tahun 1969 ketika ia dan keluarganya di Gianyar sedang mengembangkan kreasi kain endek Bali. Pada saat itu, ayahnya sedang mencoba berbagai warna kain endek, yang pada awalnya hanya dua warna dasar.

“Tadinya hanya dua warna, yakni warna dasar hitam dipadu biru, hitam dipadu hijau, coklat, dan sebagainya,” ujar Pande Yudi.

Namun, Pande Krisna melakukan eksperimen untuk menciptakan warna yang lebih variatif dengan melakukan eksperimen celup benang tenun. Akhirnya, terciptalah kain endek warna-warni yang dulunya hanya dua warna menjadi lima warna.

Pande Yudi menceritakan bahwa menurut penuturan sang ayah, kaos barong ditemukan secara tidak sengaja. Setelah mencoba berbagai cara, akhirnya ditemukan alat dan teknik untuk menciptakan aneka warna pada kain endek, yang dinamakan catrian. Hingga kini, kaos barong selalu menjadi produk yang dicari dan wajib dibeli ketika berkunjung ke Bali.

“Hasil penjualan baju barong membawa berkah bagi saya. Dulu di Gianyar tempat usaha saya kecil. Berkah baju barong membuat saya sukses,” ucap mendiang Pande Krisna.

“Baju barong sudah dijual ke berbagai negara, karena buatan tangan dan unik,” imbuhnya.

Meskipun telah menciptakan baju barong sejak tahun 1969, Pande mengaku tidak memiliki hak patennya. Waktu itu, ia tidak memikirkan soal paten dan berpikir dua tahun sudah cukup. Ilmu cara membuat baju barong juga ditularkan kepada anggota keluarga yang lain.

“Tetapi jika memang dianggap perlu, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mematenkan agar hak cipta baju barong tetap menjadi milik masyarakat Bali,” ucap Pande Krisna kala itu.(adelia/red)

TERKAIT
- Advertisment -