Bantentv.com- Di balik kelembutan tekstur dan manisnya rasa, kue pasung khas Lebak Banten menyimpan makna mendalam dalam budaya masyarakat setempat. Tidak hanya sebagai kudapan tradisional, kue pasung telah menjadi simbol penghormatan terakhir dalam prosesi adat yang menyertai hari-hari duka, khususnya pada peringatan hari ketiga setelah seseorang meninggal dunia.
Makna di Balik Kue Pasung
Kue pasung khas Banten merupakan panganan berbahan dasar tepung beras, tepung sagu, santan, dan gula merah. Adonan ini kemudian dikukus dalam wadah berbentuk kerucut yang terbuat dari daun pisang. Bentuknya yang meruncing ke atas melambangkan harapan dan doa yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta untuk meringankan perjalanan arwah menuju akhirat.
Di Banten, kue ini biasanya disajikan pada prosesi nyelametan atau tahlilan hari ketiga kematian. Penyajiannya menjadi bagian penting dari rangkaian doa bersama sebagai simbol penghormatan kepada almarhum/almarhumah, sekaligus wujud belasungkawa dan solidaritas sosial antarwarga.
Baca juga : Cara Membuat Kue Keranjang Simpel, Cocok untuk Perayaan Imlek
Simbol Tradisi dan Nilai Kearifan Lokal
Lebih dari sekadar sajian makanan, kue pasung mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang kaya. Di antaranya adalah nilai gotong royong, di mana tetangga dan kerabat turut membantu dalam proses pembuatan kue dan pelaksanaan doa bersama. Ini mencerminkan kuatnya ikatan sosial masyarakat Banten yang masih memegang teguh adat istiadat, terutama dalam momen-momen sakral.
Selain itu, kehadiran kue pasung dalam peringatan kematian juga mengajarkan masyarakat untuk tidak melupakan yang telah tiada, serta terus mendoakan mereka agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Melestarikan Warisan Leluhur
Seiring berjalannya waktu, sebagian masyarakat perkotaan mulai jarang menemui kue pasung dalam peringatan kematian. Namun, di desa-desa dan komunitas adat Banten, tradisi ini masih hidup dan dijaga. Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenal kue pasung sebagai makanan, tetapi juga memahami filosofi dan nilai-nilai di baliknya.
Melestarikan kue pasung bukan hanya soal mempertahankan resep, tetapi juga tentang menjaga jati diri budaya Banten yang sarat makna. Dalam setiap kerucut kue yang disajikan, tersimpan harapan agar nilai-nilai spiritual dan sosial masyarakat terus terjaga dari generasi ke generasi.